Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, pada Juli 2025 kemarin, provinsi ini mengalami Inflasi sebesar 0,18 persen dan lebih rendah dibanding secara nasional sebesar 0,3 persen.
Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan penyumbang Inflasi di provinsi ini pada Juli 2025 adalah kelompok pendidikan, karena bersamaan dengan tahun ajaran baru dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Hal itu disampaikan melalui siaran pers secara daring, kemarin.
Menurut Endang, untuk jenjang pendidikan SMP terdapat pengeluaran karena biaya pendaftaran ulang.
Endang menjelaskan, komoditas beras masih memberikan sumbangan terhadap inflasi di Jateng karena kenaikan harga.
Disusul kemudian kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit.
“Kenaikan harga beras terjadi di sembilan daerah pencatat inflasi, antara 0,14 persen sampai 1,94 persen. Kemudian bawang merah di sembilan daerah pencatat inflasi, kenaikannya antara 2-14 persen dan andil tertinggi ada di Rembang sebesar 0,08 persen. Lalu ada cabai rawit kenaikannya antara 8-21 persen dan tertingginya di Wonosobo,” kata Endang.
Lebih lanjut Endang menjelaskan, masih ada komoditas yang menahan laju Inflasi di Jateng pada Juli 2025.
Yakni bawang putih, kacang panjang, buncis dan sawi hijau.
“Komoditas hortikultura ini mungkin perubahannya sangat cepat, sehingga menyebabkan perubahan deflasi maupun Inflasi di beberapa bulan,” pungkasnya. (Bud)