Semarang, Idola 92.6 FM – Provinsi Jawa Tengah mencatatkan jumlah kunjungan wisatawan yang signifikan selama libur Lebaran 2025, dengan total mencapai 5.457.295 pengunjung. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 32,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 4,1 juta pengunjung.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Agung Hariyadi, mengungkapkan, akumulasi data lonjakan wisatawan tersebut melampaui target yang telah ditetapkan selama Lebaran. “Kalau kemarin yang kita sampaikan adalah data sementara ya karena masih menunggu laporan dari teman-teman kabupaten/kota. Ini (data) sudah final dan di luar perkiraan target 5 juta,” ujar Agung belum lama ini.
Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada H+1 (Rabu, 2 April 2025), H+2 (Kamis, 3 April 2025), dan H+5 (Minggu, 6 April 2025).
Beberapa destinasi wisata yang paling banyak diminati antara lain Kota Lama Semarang dengan 249.355 kunjungan, Masjid Syekh Zayed Solo (166.780 pengunjung), dan Pantai Meliwis Kebumen (140.900 pengunjung).
Agung juga merinci destinasi wisata teramai selanjutnya, yaitu Masjid Agung Demak (138.260 wisatawan), Candi Prambanan Klaten (126.095 wisatawan), dan Pantai Karangjahe Rembang (87.128 wisatawan). Selain itu, Pantai Alam Indah Kota Tegal mencatat 81.880 pengunjung, diikuti oleh Makam Sunan Kalijaga Demak dan Candi Borobudur Magelang yang masing-masing menarik 81.647 wisatawan, serta Pantai Jetis Cilacap dengan 80.106 pengunjung.
Tiga Daerah Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan
Di tingkat kabupaten, tiga daerah yang paling banyak dikunjungi adalah Kabupaten Wonosobo dengan 496.530 wisatawan, Kabupaten Klaten dengan 493.474 wisatawan, dan Kota Semarang dengan 461.120 wisatawan.
Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Rembang juga mencatatkan kunjungan masing-masing sebanyak 352.210 dan 290.949 pengunjung. Agung menilai beberapa faktor berkontribusi pada peningkatan jumlah kunjungan di Jawa Tengah, antara lain peningkatan infrastruktur pariwisata, pemasaran dan promosi yang masif, serta keberagaman atraksi dan tren sosial.
“Durasi libur yang cukup panjang juga mempengaruhi ya, lalu bersamaan dengan syawalan juga jadi pendorong masyarakat ini menyempatkan untuk berkunjung ke DTW,” imbuhnya.
Meski demikian, Agung menekankan perlunya evaluasi dari Disporapar Jateng dan penanggung jawab destinasi wisata. Ia menyoroti pentingnya perluasan akses jalan menuju destinasi wisata dan area parkir yang memadai untuk menunjang kenyamanan wisatawan.
“Di luar perkiraan melebihi target 5 juta, evaluasi yang perlu diperhatikan mendatang adalah penyediaan area parkir DTW, perluasan pemasangan rambu penunjuk arah lokasi wisata, lalu perluasan akses jalan menuju DTW. Serta mungkin terkait sistem informasi dan data kunjungan wisatawan yang cepat dan real time,” tandas Agung. (her/ros)