
Solo, Idola 92,6 FM-TPID Jawa Tengah melakukan langkah cepat meredam gejolak harga komoditas pangan, khususnya cabai yang dalam beberapa hari terakhir sempat mengalami kenaikan harga dan berpotensi memicu inflasi daerah.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Defrancisco Dasilva Tavares mengatakan operasi pasar segera dilakukan setelah pemantauan menunjukkan adanya kenaikan harga beberapa komoditas, terutama cabai, di sejumlah daerah. Hal itu dikatakan di sela pemantauan harga di Pasar Legi, Surakarta, Rabu (10/12).
“Hari ini kami cek langsung. Untuk cabai rawit maupun cabai besar, rata-rata harga sudah turun dari sebelumnya Rp80 ribu menjadi sekitar Rp75 ribu per kilogram. Komoditas lain juga turun Rp5 ribu-Rp6 ribu,” kata Tavares.
Tavares menjelaskan, dalam intervensi pasar tersebut, Pemprov Jateng menyalurkan lima kuintal cabai dengan harga tebus sekira Rp65 ribu untuk membantu menstabilkan harga di tingkat konsumen.
Namun demikian, meskipun harga sempat naik, tetapi stok cabai Jateng dalam kondisi aman.
“Dari data produksi, stok cabai besar, cabai keriting, maupun cabai rawit sebenarnya **lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Distribusi juga didukung kios JTAB di 35 kabupaten/kota dan kios TPID binaan Bank Indonesia di 15 titik,” jelasnya.
Lebih lanjut Tavares menjelaskan, kenaikan harga pada November-Desember 2025 merupakan pola tahunan.
Faktor permintaan daerah lain yang meningkat, juga dapat menyebabkan pasokan berpindah lokasi sehingga memengaruhi harga.
“Operasi pasar komoditas strategis ini akan digelar di sembilan lokasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah, termasuk Surakarta, Semarang dan daerah lainnya. Penanganan akan disesuaikan dengan perkembangan harga harian. Kalau kondisinya masih perlu diintervensi, kami siap lanjutkan. Yang penting masyarakat tidak perlu khawatir,” pungkasnya. (Bud)







