Undip mengirimkan peralatan teknologi penjernih air ke Sumatera.

Semarang, Idola 92,6 FM-Universitas Diponegoro (Undip) mengirimkan alat teknologi air bersih ke wilayah terdampak bencana di Sumatera Barat, kemarin.

Pengiriman tahap awal mesin penjernih air, sebagai respons atas kebutuhan mendesak masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi.

Guru Besar Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik, Undip Prof. Dr. I Nyoman Widiasa mengatakan dari hasil observasi di lapangan, penyediaan air bersih merupakan kebutuhan penting selain bantuan medis.

Menurutnya, teknologi yang dikirimkan Undip terdiri atas dua jenis mesin, yaitu mesin berkapasitas besar dan mesin berkapasitas kecil.

Mesin besar mampu mengolah air hingga sekira 100-120 meter kubik per hari, atau setara 100 ribu-120 ribu liter per hari yang dapat melayani sekira lima ribu orang per hari.

Prof Nyoman Widiasa menjelaskan, untuk mesin kecil dengan kapasitas sekira 2-5 meter kubik per hari atau 2 ribu-5 ribu liter per hari bisa mencukupi sekita 250 orang per hari.

Mesin kecil lebih dirancang untuk menjangkau daerah terpencil, yang memiliki keterbatasan akses distribusi dan juga untuk diletakkan di posko.

“Mesin ini mengolah air keruh akibat banjir menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sanitasi. Ke depan, sistem ini akan dikembangkan untuk menghasilkan air siap minum. Harapannya, teknologi ini dapat diperbanyak menjadi unit-unit yang lebih luas sehingga kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana semakin baik,” kata Prof. Nyoman.

Lebih lanjut Prof Nyoman Widiasa menjelaskan, untuk menjalankan alat ini, Undip bekerja sama dengan Politeknik Negeri Padang yang mencarikan lokasi dan mendistribusikan air.

Distribusi air akan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki air, ke masyarakat yang membutuhkan.

“Pengiriman mesin air bersih ini didukung melalui pendanaan Undip, serta skema pengabdian masyarakat kebencanaan dari Diktisaintek. Satu unit mesin yang diberangkatkan pada tahap awal menggunakan pendanaan Undip dan dikirim langsung ke Padang melalui jalur darat. Sementara tiga unit mesin lainnya, saat ini dalam proses penyelesaian dan direncanakan akan menyusul ke sejumlah wilayah terdampak, termasuk Sumatera Barat, Aceh dan Sumatera Utara,” pungkasnya. (Bud)