Semarang, Idola 92.6 FM – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) baru-baru ini dalam laporannya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen pada 2025. Angka itu lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2 persen. Proyeksi tersebut tertuang dalam OECD Economic Outlook, Interim Report Steering through Uncertainty Edisi Maret 2025.
Selanjutnya, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 akan lebih moderat menjadi 5 persen meskipun turun dari proyeksi periode sebelumnya yang diperkirakan mencapai 5,1 persen.
Sebagai informasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari OECD pada tahun 2025 dan 2026 ini, lebih rendah dari asumsi ekonomi makro dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2026. Dalam asumsi ekonomi makro, ekonomi Indonesia 2025 diproyeksikan tumbuh 5,2 persen. Namun dalam RPJMN direncanakan lebih tinggi sebesar 5,3 persen. Sedangkan pada tahun 2026, target partumbuhan ekonomi dalam RPJMN direncanakan sebesar 6,3 persen.
Lalu, apa faktor penyebab turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia? Apakah karena faktor eksternal atau internal? Apakah kita memiliki kendali untuk mengubah outcome-nya sehingga pertumbuhan ekonomi secara riil tetap tinggi??
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Ekonom Universitas Indonesia, Prof Ari Kuncoro. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: