Manajemen PGN melakukan pemetaan jangkauan jaringan pipa gas bumi.

Semarang, Idola 92,6 FM-PGN mencatat kinerja operasional yang solid, pada Kuartal I 2025 di tengah tekanan kondisi geopolitik dan fluktuasi harga energi global.

PGN terus memerkuat perannya dalam menjaga ketahanan energi nasional, melalui optimalisasi infrastruktur dan agregasi pasokan gas bumi.

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan selama tiga bulan pertama 2025, volume penyaluran gas PGN tercatat sebesar 861 BBTUD dan transmisi mencapai 1.602 MMSCFD. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, Rabu (30/4).

Fajriyah menjelaskan, keandalan infrastruktur tetap tinggi di level 99,9 persen dan menopang layanan kepada lebih dari 820 ribu pelanggan di seluruh Indonesia.

Yakni mencakup 817.420 rumah tangga, 2.587 pelanggan kecil dan 3.291 industri dan komersial.

Menurut Fajriyah, kuartal ini merupakan periode konsolidasi strategi di tengah transisi pasokan energi domestik.

“Kami terus fokus pada efisiensi, kesinambungan pasokan gas, dan akselerasi proyek strategis seperti pengembangan jaringan gas rumah tangga serta infrastruktur LNG,” kata Fajriyah.

Lebih lanjut Fajriyah menjelaskan, sesuai kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) maka gas pipa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri penerima HGBT untuk mendukung daya saing industri strategis nasional.

Pada sisi lain, terbatasnya pasokan gas pipa akibat penurunan produksi dari beberapa lapangan hulu di wilayah Jawa dan Sumatera mendorong PGN mengoptimalkan pemanfaatan jasa regasifikasi LNG di Lampung, Arun, dan Jawa Barat.

“Hal ini dilakukan guna menjaga kesinambungan pasokan energi, khususnya untuk sektor kelistrikan dan industri komersial lainnya termasuk pelanggan non-HGBT,” jelasnya.

Fajriyah menyatakan, volume jasa regasifikasi melalui kontrak Terminal Usage Agreement (TUA) FSRU Lampung naik menjadi 109 BBTUD dan jasa melalui fasilitas LNG Arun mencapai 128 BBTUD serta FSRU Jawa Barat mencapai 294 BBTUD.

“PGN juga mencatat kontribusi di segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 BOEPD, lifting migas sebesar 16.461 BOEPD dan perdagangan LNG internasional sebesar 68 BBTUD,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaMenyoroti Pro Kontra Wisuda di Sekolah, Apa Plus-Minusnya?
Artikel selanjutnyaPolrestabes Semarang Turunkan Tiga Ribu Personel Amankan Aksi May Day