Gubernur Ahmad Luthfi (kiri), Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra (tengah) bersama Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari secara simbolis menancapkan wayang gunungan sebagai tanda dimulainya CJIBF 2025.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng bersama pemprov, berupaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui Koridor Ekonomi Perdagangan Investasi dan Pariwisata (Keris) Jateng.

Pada 2024 kemarin, pertumbuhan ekonomi Jateng mencapai 4,95 persen dengan sektor investasi menjadi salah satu kontributor utama.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pangsa pasar produk domestik regional bruto sebesar 40,53 persen, dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,55 persen. Pernyataan itu dikatakan di sela pembukaan Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Hotel Tentrem Semarang, Senin (5/5).

Rahmat menjelaskan, pada tahun ini CJIBF 2025 mengambil tema adalah “Central Java Raising Connecting Heritage Business and Investment for Green and Sustainable Growth” dan dipandang relevan dalam mendukung pencapaian Asta Cita untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi menuju ekonomi eksklusif dan berkesinambungan.

Menurut Rahmat, gelaran CJIBF 2024 kemarin mampu mencatatkan investasi sebesar Rp32 triliun dan transaksi perdagangan mencapai Rp12 miliar.
“Perekonomian Jawa Tengah juga didorong oleh investasi perdagangan dan pariwisata. Salah satu upaya Keris Jateng untuk mencapai tujuan tersebut adalah secara rutin menyelenggarakan Central Java Investment Business Forum dan UMKM Jateng,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, rangkaian CJIBF dan UMKM Gayeng 2025 dimulai dari pameran UMKM dan proyek investasi yang ditawarkan hingga investor tour ke berbagai lokasi unggulan di Jateng.

Termasuk, mempromosikan berbagai proyek strategis dari sektor energi terbarukan, agribisnis modern hingga kawasan industri ramah lingkungan yang semuanya mengedepankan prinsip keberlanjutan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari menambahkan, per 29 April 2025 kemarin realisasi investasi triwulan pertama sebesar Rp21,848 triliun.

Terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,26 triliun dengan jumlah proyek investasi sebanyak 20.431 proyek serta penyerapan tenaga kerja berjumlah 97.550 pekerja atau 16,4 persen dari total penyerapan tenaga kerja se-Indonesia.

Menurut Sakina, jika dibandingkan dengan realisasi investasi 2024 kemarin maka triwulan pertama 2025 telah tercapai 31,85 persen investasi PMA yang masih didominasi sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja banyak.

Sektor PMA yakni industri alas kaki, tekstil, garmen dan plastik serta karet.

Untuk sektor PMDN, investasi tertinggi pada sektor kawasan industri, perkantoran dan sektor makanan minuman.

“Kerja sama investasi bisnis tahun ini dihadiri lebih dari 200 peserta secara hybrid dari berbagai unsur antara lain calon investor, pelaku usaha, asosiasi pengusaha dalam dan luar negeri, NGO, lembaga swadaya masyarakat dan perwakilan negara-negara,” ucap Sakina.

Sakina berharap, dalam mendukung Jateng sebagai penumpu pangan dan industri nasional maka juga akan diberikan insentif bagi investor dengan harapan calon investor dan pelaku usaha semakin tertarik berinvestasi di provinsi ini.

“Semoga investasi di Jawa Tengah terus naik, dan membuka lapangan pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (Bud)