Direktur Kampus Binus University Semarang Dr. Fredy Purnomo, S.Kom memberi arahan kepada dua mahasiswa yang tengah mengembangkan start up bisnis.

Semarang, Idola 92,6 FM-Peningkatan angka pengangguran secara nasional belakangan ini, menjadi tantangan serius bagi sektor ketenagakerjaan di Indonesia.

Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Binus University Semarang, dan berupa menegaskan komitmennya sebagai institusi yang relevan dengan arah transformasi industri di Jawa Tengah.

Direktur Kampus Binus University Semarang Dr. Fredy Purnomo, S.Kom mengatakan pihaknya siap melahirkan SDM unggul, yang tidak hanya mampu mengikuti perubahan tetapi juga menjadi penggeraknya. Hal itu dikatakan di sela kegiatan temu media di kampus Binus University Semarang, Kamis (8/5).

Fredy menjelaskan, Binus University terus membuktikan perannya sebagai institusi yang unggul secara akademik dan relevan terhadap kebutuhan dunia kerja.

Melalui pendekatan pembelajaran yang terintegrasi dengan dunia industri dan perkembangan teknologi mutakhir, Binus mendorong mahasiswa untuk memiliki keahlian digital dan pemikiran strategis serta pengalaman profesional sejak dini.

“Tantangan kita hari ini bukan hanya menyediakan pekerjaan, tapi juga menyiapkan SDM unggul yang siap mengisi ruang industri strategis yang sedang dibangun di Jawa Tengah. Binus University Semarang hadir dengan fokus pada pengembangan talenta Industry 4.0, di mana mahasiswa tidak hanya dibekali teori tetapi juga kompetensi praktikal melalui Program 2,5 Tahun Kuliah-Siap Berkarier dan Enrichment Program,” kata Fredy.

Menurut Fredy, mahasiswa diberi pilihan jalur enrichment seperti magang industri atau riset teknologi maupun pengabdian masyarakat hingga kewirausahaan.

“Kami tidak hanya ingin mencetak lulusan yang siap kerja, tapi lulusan yang mampu menciptakan peluang kerja. Ini adalah kontribusi nyata Binus dalam membangun SDM unggul berbasis Industry 4.0 di tengah peluang dan tantangan kawasan industri Jawa Tengah,” jelas Fredy.

Sementara mahasiswa Bisuak Communication Design Renata, mencoba menerapkan teori yang didapat dari bangku perkuliahan.

Dirinya mencoba membangun usaha sendiri, tanpa adanya bantuan dari orang tua.

“Saya mencoba membangun bisnis sabun dan lotion berbasis aroma minyak kayu putih. Usaha ini mengangkat nilai lokal dan kreativitas desain, untuk menciptakan produk siap pasar,” ucap Renata.

Pendapat senada juga disampaikan Kornelia, mahasiswa Digital Business.

Kornelia, saat ini sedang mengembangkan bisnis buket bunga yang dikelola secara digital.

Dirinya memanfaatkan strategi pemasaran berbasis data dan social media optimization, yang merupakan dua keahlian penting di era Industri 4.0 guna menjangkau pasar yang lebih luas.

“Saya merasa lebih siap, karena bisnis saya berkembang bersamaan dengan proses belajar. Enrichment membuat saya tidak harus memilih antara belajar atau usaha, saya bisa lakukan keduanya secara paralel,” ujar Kornelia. (Bud)

Artikel sebelumnyaPenghafal Alquran Bakal Dapat Peluang Beasiswa Kuliah di Luar Negeri
Artikel selanjutnyaPemprov Tingkatkan Kualitas Kepegawaian di Jateng Lewat Sistem Merit