Semarang, Idola 92,6 FM–OJK menilai, stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan perkembangan pada April 2025, didominasi meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan global dengan rencana pengenaan tarif impor resiprokal Amerika Serikat (AS) dan mendorong kenaikan tajam volatilitas di pasar keuangan global. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers secara daring dalam acara Rapat Dewan Komisioner Bulanan, kemarin.
Menurut Mahendra, meskipun Presiden Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari tetapi tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok tetap tereskalasi.
“Tingginya ketidakpastian akibat dinamika perdagangan global telah mendorong lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan WTO merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 menjadi 2,8 persen, jauh lebih rendah dibandingkan historis (2000-2019) di level 3,7 persen. Sementara itu, WTO merevisi proyeksi volume perdagangan barang global pada 2025 menjadi terkontraksi 0,2 persen yoy, dari prakiraan sebelumnya tumbuh 2,7 persen (2024: 2,9 persen),” kata Mahendra.
Mahendra menjelaskan, untuk perekonomian dalam negeri mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen pada triwulan I 2025 yang didukung konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga baik.
“Inflasi headline pada April 2025 tetap terkendali di level 1,95 persen yoy. Inflasi inti juga menunjukkan stabilitas di level 2,50 persen yoy, mencerminkan permintaan domestik yang cukup terjaga,” jelasnya.
Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, beberapa indikator permintaan domestik lainnya seperti penjualan ritel, semen dan kendaraan bermotor mengindikasikan pemulihan yang masih berlangsung.
Sedangkan dari sisi produksi kinerja masih cukup baik terlihat dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten secara umum lebih baik dari 2023.
“Secara mtd, kinerja indeks sektoral secara umum menguat dengan penguatan tertinggi dialami oleh sektor basic material dan healthcare. Sementara sektor teknologi terpantau melemah. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat Rp12,47 triliun, naik dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham Maret 2025 sebesar Rp12,34 triliun,” pungkasnya. (Bud)