Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah akan segera kembali memiliki dua bandara internasional, setelah Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang.

Sekarang, giliran Bandara Adi Soemarmo yang akan diusulkan kembali melayani penerbangan internasional.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan meskipun nanti sama-sama berstatus bandara internasional, baik Ahmad Yani Semarang maupun Adi Soemarmo akan melayani jenis penerbangan yang berbeda. Hal itu Dikatakan saat kunjungan ke Boyolali, belum lama ini.

Menurut Luthfi, Bandara Adi Soemarmo sudah keluar rekomendasi dari Kementerian Perhubungan, terkait status Bandara Adi Soemarmo sebagai bandara internasional haji dan umroh.

“Jadi, bandara internasional di Ahmad Yani sudah clear. Tidak hanya untuk penumpang tetapi juga logistik sudah internasional. Tinggal nanti pelaksanaannya nunggu dari AirNav,” kata Luthfi.

Luthfi menjelaskan, rekomendasi dari Kementerian Perhubungan tersebut merupakan hasil upaya yang dilakukan pemprov selama beberapa tahun terakhir.

Sejak dicabut status dua bandara itu sebagai bandara internasional, tidak ada penerbangan internasional yang keluar-masuk di Jateng.

Padahal, keberadaan bandara internasional dibutuhkan dalam upaya pengembangan dan pembangunan daerah.

“Mengubah bandara internasional banyak faktornya. Harus ada koordinasi dengan AirNav dan ada ketentuan jumlah penerbangan internasional yang datang dan pergi melalui bandara di Jawa Tengah,” jelasnya.

Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, guna menunjang pengembalian status internasional maka Pemprov Jateng dan Pemkab Boyolali sepakat untuk meningkatkan sarana prasarana.

Salah satunya, dengan melakukan revitalisasi Asrama Haji Donohudan Boyolali dan pelebaran lintasan pacu bandara.

“Ini nanti akan kita akselerasi. Termasuk asrama haji dan lain sebagainya akan kita revitalisasi, agar nantinya Jawa Tengah punya dua bandara yang membanggakan,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaJateng Jadi Lumbung Ternak Nasional, Ini Buktinya
Artikel selanjutnyaRevitalisasi Pasar Boja Kendal Butuh Anggaran Rp2 Miliar