Semarang, Idola 92.6 FM – Eskalasi geopolitik antara Iran dan Israel terus memanas. Kedua negara terus terlibat aksi saling serang rudal dan pesawat tanpa awak.ย Rentetan serangan ini terjadi pada Jumat (13/06) lalu, saat Israel melancarkan sejumlah serangan ke berbagai fasilitas nuklir di wilayah Iran, termasuk Ibu Kota Teheran.
Serangan ini menewaskan sejumlah petinggi militer dan ahli nuklir Negeri Persia–termasuk penghubung komunikasi antara Iran dan Amerika Serikat, Ali Shamkhani. Iran pun membalas dengan meluncurkan sejumlah rudal ke Negeri Yahudi, termasuk ke Ibu Kota Tel Aviv.
Atas situasi ini, tak hanya Iran melawan Israelย karenaย kini banyak negara yang menyatakan dukungannyaย pada Iran seperti Rusia, China, Korut, bahkan Pakistan.
Lalu, akankah perang ini menjadi pemicu yang membuat negara-negara terpolarisasi antara yang mendukung dengan yang menolak Deeskalasi?
Lantas,ย bisakah โduniaโย mendesak Iran untuk bersedia berunding– setelah Iran menyatakanย tidak akan ada perdamaian atau gencatan senjata, selamaย Iranย belum merasa memberikan balasan yang setimpal pada Israel? Apa yang perlu dicermati dari saling serang ini?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi dan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana.ย (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: