Dua orang pengunjung Jateng Fair 2025 menikmati layanan pijat gratis di booth milik Dinsos Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Sosial Jawa Tengah menghadirkan layanan pijat gratis di event Jateng Fair 2025, dan bisa dimanfaatkan para pengunjung apabila lelah berkeliling di kompleks PRPP Semarang.

Uniknya, layanan pijat gratis tersebut dilakukan kelompok difabel yang sudah dilatih dan dibina Dinas Sosial Jateng.

Analis Masalah Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Jateng Jalu Hanusadipa mengatakan layanan pijat gratis bisa dimanfaatkan seluruh pengunjung Jateng Fair 2025, dan pemijatnya merupakan penyandang disabilitas yang telah dilatih dan dibina. Hal itu dikatakan saat ditemui di STAN milik Dinsos Jateng, kemarin.

Jalu menjelaskan, usai menikmati layanan pijat gratis, pengunjung juga bisa melihat beragam produk kerajinan tangan dan tidak menutup kemungkinan untuk membeli hasil kerajinan para penyandang disabilitas.

Mulai dari taplak meja, pakaian anak-anak, batik dengan beraneka ragam motif dan kebaya serta kerajinan lainnya.

“Sembari melihat-lihat produk kerajinan tangan dan menikmati pijatan, pengunjung stan juga dimanjakan dengan alunan musik dan suara merdu dari penyandang disabilitas. Mereka sudah terlatih dan berbakat dalam memainkan musik,” jelasnya.

Menurut Jalu, Jateng Fair Festival 2025 menjadi ajang untuk mempromosikan produk dan inovasi serta hasil pembangunan kepada masyarakat luas.

Untuk kerajinan tangan yang dipamerkan itu, dijual dengan harga berkisar Rp100 ribu hingga Rp160 ribu.

“Jateng Fair 2025 tidak hanya mempromosikan produk dan potensi yang dimiliki penerima manfaat. Tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat, di tengah keterbatasan, seseorang memiliki nilai yang berharga,” jelasnya.

Lebih lanjut Jalu menjelaskan, Dinsos Jateng melalui balai yang dimiliki melakukan pemberdayaan terhadap penyandang disabilitas dengan dilatih keterampilan.

Tujuannya, untuk mengembangkan potensi individu dan kelak bisa menjadi bekal bagi penyandang disabilitas agar hidup secara mandiri.

“Masyarakat yang kurang beruntung ternyata bisa diberdayakan, dengan menggali potensi dirinya masing-masing. Harapan kami, orang-orang yang kurang beruntung bisa mengetahui potensinya apa,” pungkasnya. (Bud)