Petugas memeriksa kelengkapan kendaraan sebelum dilelang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Minat masyarakat mengikuti kegiatan lelang belum terlalu tinggi, namun prospek di Semarang masih terbuka lebar.

Oleh karena itu, JBA Indonesia melebarkan sayap di Semarang dan membuka pasar lelang tiap Kamis untuk mobil dan sepeda motor tiap dua pekan sekali.

Sales & Marketing Division Head JBA Indonesia Johan Wijaya mengatakan balai lelang bukan hal baru di Tanah Air, tetapi masyarakat masih belum terlalu familiar dan cenderung enggan untuk terlibat. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantor area Jawa JBA Indonesia, Rabu (3/7.

Menurut Johan, keengganan masyarakat untuk ikut balai lelang bisa jadi dikarenakan pola pikir yang keliru terkait barang lelang saat ditawarkan.

Padahal, barang-barang lelang yang ditawarkan atau dijual bisa jadi adalah barang bagus dan harganya terjangkau.

Johan menjelaskan, peserta lelang yang ada di JBA Indonesia mayoritas adalah pedagang kendaraan dan terutama pedagang kecil.

Hal ini bisa membuat harga saat proses lelang lebih kompetitif, dan tentunya peserta lelang mendapat harga bagus.

“Jawa Tengah rata-rata kita bisa jual di sekitar seribuan unit per bulan. Kalau nasional bisa di angka lima ribuan unit per bulan. Stok barang di lelang juga cukup banyak, dan kebanyakan tarikan leasing, jadinya suplai tetap ada. Bahkan, ada pedagang yang ikut taruh unit di JBA. Artinya, harganya memang bagus,” kata Johan.

Regional Operation Head Area Jawa JBA Indonesia Tan Hung Pau menambahkan, pihaknya mencatatkan rasio penjualan rerata kendaraan bekas sebesar lebih dari 35 persen untuk segmen mobil.

Sedangkan kendaraan roda dua, rasio penjualannya hingga 60 persen pada periode Januari hingga Mei 2025.

Menurutnya, preferensi unit lelang di Semarang masih fokus pada kendaraan jenis penumpang dan city car.

“Lima besar kendaraan yang paling dicari adalah Avanza, Brio, Calya dan Sigra serta Innova. Kalau kategori motor ada Honda Beat, Scoopy dan Vario serta Beat Street,” ucap Pau. (Bud)