Sejumlah pekerja saat memindahkan karung berisi beras ke gudang milik Bulog.

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah menyebut, tiga komoditas menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di provinsi ini.

Juni 2025, Jateng mengalami inflasi sebesar 0,24 persen.

Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan pada Juni 2025 kemarin, provinsi ini mengalami Inflasi sebesar 0,24 persen. Hal itu dikatakan secara daring, kemarin.

Endang menjelaskan, inflasi pada Juni 2025 lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,49 persen.

Bila dibandingkan pada periode Juni 2024, juga lebih tinggi karena saat itu mengalami deflasi sebesar 0,28 persen.

Menurut Endang, penyumbang inflasi di Jateng pada Juni 2025 disebabkan naiknya harga beras dan cabai rawit serta bawang merah.

Komoditas yang memberikan andil terbesar adalah beras dengan sumbangan 0,05 persen karena dampak kenaikan harga beras setelah turun pada April-Mei 2025 sejalan naiknya harga gabah akibat belum masuk masa panen.

“Cabai rawit juga mengalami kenaikan pada minggu pertama sampai minggu keempat bulan Juni 2025, antara lain disebabkan pasokan yang terbatas akibat faktor cuaca dan tingginya permintaan di luar Jawa serta tekanan dari sisi logistik karena kemarin ada kebijakan over dimension over loading. Hal yang sama juga dialami bawang merah, sejak minggu pertama Juni 2025 karena pasokan terbatas akibat faktor cuaca,” kata Endang.

Lebih lanjut Endang menjelaskan, kelompok transportasi memberikan sumbangan terhadap deflasi di Jateng karena turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan diskon tarif kereta api.

Harga BBM jenis Pertamax dan Pertamax Turbo turun per 1 Juni 2025

“Turunnya harga bensin, terjadi di sembilan kota pencatat inflasi di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)