Semarang, Idola 92,6 FM-Beras dan cabai rawit serta bawang merah, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengatakan inflasi provinsi ini pada Juni 2025 sebesar 0,24 persen, lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang hanya 0,19 persen. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, Jumat (4/7).
Nita menjelaskan, secara tahunan diketahui jika inflasi Jateng tercatat sebesar 2,20 persen dan sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,87 persen.
Inflasi tahunan Jateng masih berada pada rentang sasaran inflasi 2025, yaitu 2,5ยฑ1 persen.
Menurut Nita, inflasi tertinggi terjadi di Cilacap sebesar 0,43 persen.
“Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan Tembakau dengan andil: 0,23 persen. Yakni seiring dengan puncak panen raya yang telah berlalu,” kata Nita.
Lebih lanjut Nita menjelaskan, pemicu inflasi lainnya adalah harga daging ayam ras dan telur ayam ras seiring permintaan yang meningkat.
Peningkatan harga komoditas dipengaruhi pasokan yang terbatas, antara lain akibat kemarau basah dan permintaan tinggi dari luar Jawa.
“Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi. Program pengendalian inflasi ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5ยฑ1 pungkasnya. (Bud)