
Semarang, Idola 92,6 FM-Maskapai Susi Air resmi mengudara, melayani penerbangan rute Semarang-Karimunjawa menggunakan pesawat jenis Cessna 208 Grand Caravan berkapasitas 12 kursi dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Jumat (4/7).
Penerbangan perdana disaksikan langsung Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, didampingi CEO Susi Air, Susi Pudjiastuti.
CEO Susi Air Susi Pudjiastuti mengatakan sebagai pemain yang bergerak di dunia penerbangan Tanah Air, pihaknya menjadi penerbangan perintis yang setiap tahun melakukan penerbangan berkisar antara 25 ribu sampai 40 ribu jam terbang.
Susi menjelaskan, maskapai Susi Air menjadi feeder yang bisa menghidupkan bandara besar dan sebagai penerbangan hub serta spoke ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh maskapai besar.
Dengan membuka rute penerbangan Semarang ke Karimunjawa atau Yogyakarta ke Karimunjawa, akan memberikan pilihan transportasi bagi para wisatawan ke wilayah terluar di Pulau Jawa atau pulau terpencil di bagian Jateng.
Menurut Susi, sudah selayaknya Karimunjawa mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait akses transportasi yang terjangkau.
Karena, ketika terjadi gelombang tinggi akan tidak ramah bagi armada angkutan laut dan membuat Karimunjawa layaknya pulau terisolasi.
“Dengan semua dukungan yang ada dari Angkasa Pura, Airnav, Lanud, kita bisa menerbangi Karimunjawa tiga kali dalam seminggu. Saya berharap dukungan pak gubernur untuk bisa meng-encourage semua stakeholder. Jangan sampai Susi Air terbang penumpangnya di bawah delapan, pak. Kalau penumpangnya kurang terus, tiga bulan kita harus berhenti, pak,” kata Susi.
Lebih lanjut Susi menjelaskan, dengan membuka penerbangan dari dan ke Karimunjawa juga harus ada dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah.
Dengan terpenuhinya okupansi penerbangan Susi Air tiga kali dalam sepekan ke Karimunjawa, maka juga bisa menggeliatkan roda perekonomian maupun dunia pariwisata di Karimunjawa.
“Mudah-mudahan, kehadiran Susi Air menjadi jawaban dan solusi transportasi ke Karimunjawa di luar angkutan laut. Sebab, ketika musim-musim cuaca buruk di sekitar Laut Jawa akan berpengaruh terhadap pariwisata di Karimunjawa,” pungkasnya. (Bud)