Brussels, Idola 92.6 FM-Indonesia dan Uni Eropa resmi menyepakati langkah penting menuju penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). Kesepakatan ini diumumkan dalam pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Minggu (13/7) siang waktu setempat.
Ursula von der Leyen menyampaikan bahwa CEPA akan membuka peluang ekonomi besar di berbagai sektor sekaligus memperkuat rantai pasok bahan baku penting untuk transisi energi dan digital. Ia menekankan bahwa pendekatan Eropa dalam kemitraan ekonomi berlandaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
“Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor kunci seperti pertanian, otomotif, jasa, dan lainnya. Memperkuat rantai pasok untuk bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan digital, ” kata Ursula dalam siaran persnya.
Dikatakan Ursula, yang lebih penting, Uni Eropa tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga yang bertanggung jawab. “Ini berarti: menghormati lingkungan, menghormati masyarakat lokal, dan fokus yang kuat pada penciptaan lapangan kerja yang layak dan nilai tambah local,” jelasnya.
Prabowo menyambut baik kesepakatan CEPA ini sebagai tonggak penting dalam hubungan ekonomi Indonesia–Uni Eropa. Ia menyampaikan bahwa kedua pihak berhasil menyatukan kepentingan ekonomi masing-masing yang ternyata saling melengkapi.
“Kami telah membuat banyak kemajuan signifikan, dan menyepakati untuk saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing. Kami menemukan bahwa kepentingan ini saling melengkapi dan menguntungkan satu sama lain,” katanya.
Dalam pernyataannya, Prabowo juga menekankan pentingnya kemitraan strategis antara Indonesia dan Eropa, terutama di tengah ketidakpastian global. Eropa adalah pemimpin global dalam bidang sains, teknologi, dan keuangan. Indonesia, di sisi lain, memiliki sumber daya strategis.
“Kemitraan antara Eropa dan Indonesia yang juga merupakan bagian penting dari ASEAN saya percaya akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ada lagi isu besar yang menjadi hambatan antara kedua pihak. “Saya juga sangat senang melihat para menteri dan komisioner dari kedua belah pihak berhasil mencapai, yang saya sebut, terobosan strategis. Saat ini, tidak ada lagi isu utama yang menjadi perbedaan antara Uni Eropa dan Indonesia dan itu adalah sesuatu yang luar biasa.”
Von der Leyen pun menggarisbawahi bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat ekonomi besar bagi kedua pihak. “Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat mengenai pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi — yang dibangun atas dasar kepercayaan, saling menghormati, transparansi, dan nilai-nilai bersama,” katanya.
Prabowo menutup pernyataannya dengan harapan agar perjanjian implementasi CEPA nantinya dapat ditandatangani di Brussels, sebagai simbol komitmen bersama.
“Saya sangat berharap, ketika kita mulai melaksanakan kesepakatan ini, kita dapat menandatangani perjanjian implementasinya di sini, di Brussels, sekali lagi. Itu akan memberi saya kesempatan untuk kembali mengunjungi Brussels!”
Kesepakatan CEPA ini menandai awal baru dalam kemitraan strategis antara Indonesia dan Uni Eropa, dengan fokus pada peluang kerja, investasi, dan pertumbuhan bersama. (kan/dav/her)