Semarang, Idola 92.6 FM – Ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan hanya mencapai 4,87% secara year-on-year. Perlambatan ini terlihat dari beberapa indikator termasuk konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89% dan penurunan investasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perlambatan ini adalah penurunan daya beli masyarakat, perlambatan belanja pemerintah, dan dampak dari kebijakan pemangkasan anggaran.
Namun, kabarnya, kondisi itu, tak memengaruhi kebutuhan orang untuk berwisata. Meskipun ekonomi lesu, tingkat kunjungan wisatawan, terutama wisatawan domestik, dilaporkan meningkat. Meskipun ada tekanan pada daya beli, masyarakat tetap mencari cara untuk berlibur termasuk memanfaatkan hari libur nasional dan cuti bersama.
Melihat data, Dinas Pariwisata Jawa Tengah mencatat, tingkat kunjungan wisatawan di Jawa Tengah pada tahun 2025 menunjukkan tren yang positif. Selama libur Lebaran, sebanyak lebih dari 5,4 juta wisatawan berwisata ke Jawa Tengah meningkat 4,1 juta atau 32,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Kota Lama Semarang, Masjid Syekh Zayed Solo, dan Pantai Meliwis Kebumen menjadi destinasi paling favorit.
Dilansir dari kabarbursa.com (14/05/2025), Pakar Strategi Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi menjelaskan, masyarakat tetap membutuhkan liburan untuk melepas penat meski pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tengah melambat. Menurutnya, sekarang liburan bukan lagi sesuatu yang mewah/ tapi its about how to balance life atau tentang keseimbangan hidup.
Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tantan Hermansah. Menurutnya, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2025 tidak berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat untuk berlibur. Tantan melihat fenomena banyaknya masyarakat pergi ke luar kota atau berlibur di tangah lesunya ekonomi dimaknai sebagai bentuk pelarian dari stres atas realitas yang mereka hadapi.
Lalu, di tengah kondisi ekonomi lesu tetapi wisata tetap ramai; fenomena apa ini? Apa yang membuat wisata bagi sebagian orang saat ini seperti halnya kebutuhan pokok? Dan, bagaimana mestinya pemerintah ataupun pelaku wisata memanfaatkan situasi ini?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Kabid Pemasaran Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Endro Wicaksa; Pegiat Pariwisata Benk Mintosih; dan Ketua Umum Genpi Semarang Andy Sigit Prabowo.ย (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: