Semarang, Idola 92,6 FM-Sejumlah petani di Jawa Tengah sudah beradaptasi dari sistem tradisional, beralih menggunakan alat canggih.
Mulai dari proses pengolahan tanah, penanaman, perawatan hingga panen.
Salah satunya di wilayah Kabupaten Klaten, para petani sudah mulai akrab dengan drone pertanian, rice transplanter, rotavator, traktor, combine harvester, cultivator dan sebagainya.
Ketua Kelompok Tani Desa Taji di Kecamatan Juwiring Muhammad Sensus mengatakan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut, dapat menjadikan proses pertanian lebih efisien dan hemat biaya. Hal itu dikatakan saat ditemui di areal persawahan miliknya, belum lama ini.
Sensus menjelaskan, sistem tradisional membutuhkan banyak tenaga manusia.
Selain banyak biaya, juga membutuhkan waktu lama dibanding dengan teknologi mesin.
“Kalau memakai mekanisasi pertanian dengan alat-alat yang canggih, ini bisa lebih efisien dan hemat biaya. Alat-alat ini sangat membantu petani. Karena bisa lebih cepat dibanding dengan tenaga manusia,” kata Sensus.
Menurut Sensus, dirinya telah menggunakan drone pertanian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan mengendalikan hama.
Selain efisien, drone dapat dengan detil menyentuh seluruh areal tanam dengan baik.
“Kalau untuk mengendalikan hama, drone ini sangat bagus. Bisa menjangkau sampai tanah bagian bawah. Kalau pakai tradisional itu lama, dan mungkin tidak bisa merata seperti drone,” jelasnya.
Lebih lanjut Sensus menjelaskan, kelompok tani yang dipimpinnya memiliki anggota sekira 50 petani dengan luas lahan 32 hektare.
Sebelum terbentuk kelompok tani dan memanfaatkan alat pertanian modern, para petani kerap kali mengalami gagal panen.
“Wah, kalau dulu sering gagal panen. Tapi setelah ada kelompok tani dan juga penggunaan alat seperti ini, jadi panennya bagus,” keluhnya.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Defransisco Dasilva Tavares menyatakan, mekanisasi pertanian modern menjadi strategi mewujudkan swasembada pangan.
Pemprov Jateng memiliki Brigade Pertanian, yang menyediakan peminjaman alat-alat mekanisasi pertanian modern secara gratis yang bisa diakses di tujuh lokasi di provinsi ini.
Beberapa di antaranya di Pati, Banyumas, Surakarta dan Semarang.
“Kelompok tani bisa mengajukan pinjam alat ke kita. Gratis, dengan biaya angkut atau bawa ke lokasi ditanggung pihak peminjam,” ujar Tavares. (Bud)