Semarang, Idola 92,6 FM – Kilang Cilacap menggunakan material yang telah ada, namun dengan modifikasi mesin di dalamnya
Pemasangan bagian tertentu, agar kilang tersebut bisa mengolah minyak jelantah ditambah dengan katalis Merah Putih.
Officer Comrel & CSR Kilang Cilacap
Sunaryo Adi Putra mengatakan proses pengolahan minyak jelantah menjadi Bio Avtur di tempatnya, akan menggunakan kilang yang sudah ada dengan modifikasi tertentu. Hal itu dikatakan di sela kegiatan booth camp dengan jurnalis asal Jateng-DIY di Surabaya, kemarin.
Adi menjelaskan, dari proses pengolahan minyak jelantah menjadi Bio Avtur itu tetap akan mengalami penyusutan karena sebagian menjadi residu atau sisa dari proses pengolahan.
Namun, hasil dari olahan minyak jelantah tersebut yang berupa SAF bisa digunakan untuk penerbangan perdana maskapai pesawat Garuda Indonesia.
“Dibawa ke Cilacap dan diolah serta diproses secara kimiawi dengan reaksi katalis. Katalis itu yang mereaksikan dengan temperatur tertentu untuk menghasilkan Avtur. Itu katalis Merah Putih produk anak bangsa juga. Dan setelah diolah akan digunakan di Garuda (Indonesia) dan Pelita (Air),” kata Adi.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, dengan menggunakan bahan bakar berupa Bio Avtur itu akan memberikan jaminan terhadap gas buang yang dihasilkan.
Dengan menggunakan bahan bakar hijau atau ramah lingkungan tersebut, maka emisi yang dihasilkan lebih rendah bila dibanding Avtur biasa.
“Bisa saja pengurangan dari emisi gas buang berkurang hingga 10 persen, jika menggunakan SAF ini dari Avtur biasanya,” jelasnya.
Sementara Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menambahkan, dalam upaya mendukung pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar penerbangan itu pihaknya telah menyiapkan skema kerjanya.
Termasuk, memobilisasi masyarakat menukarkan minyak jelantah di UCOllect yang telah disiapkan.
“Yang pasti SPBU masih jadi jujugan masyarakat saat mengisi BBM. Jadi, ibu-ibu di rumah mengumpulkan minyak jelantah dan kemudian dititipkan ke SPBU dan ada mesin UCOllect. Saat ini masih ada di Semarang,” ujar Taufiq.
Taufiq berharap, program penukaran minyak jelantah itu bisa digandrungi masyarakat dan tentunya warga juga mendapat manfaat ekonomi dari keberadaan mesin UCOllect tersebut. (Bud)