Semarang, Idola 92.6 FM-Timnas Indonesia U-23 kembali harus gigit jari di partai puncak Piala AFF U-23 Selasa 29 Juli 2025. Timnas Indonesia untuk kali kedua secara beruntun gagal juara. Penyebabnya, lagi-lagi kalah dari Vietnam. Pada final Piala AFF U-23 2025, Indonesia takluk 0-1 dari Vietnam lewat gol tunggal Nguyen Cong Phuong pada menit ke-34.
Gagalnya Garuda Muda menambah daftar panjang final-final kandang di GBK yang berakhir pahit. Sejak diresmikan pada 1962, stadion kebanggaan nasional ini kerap menjadi saksi momen-momen besar sepak bola Indonesia. Namun, nyaris tak ada trofi besar yang benar-benar diangkat di sana oleh Timnas dalam laga final resmi yang diakui konfederasi seperti AFF atau AFC.
Ini tentu saja menjadi pukulan berat bagi PSSI serta para pendukung timnas. Mengingat besarnya espektasi di pundak timnas agar bisa pecah telur. Meski sekali lagi, dengan kepala tegak–Timnas belum bisa mengangkat tropi di GBK.
Namun demikian, Timnas Muda tak perlu berlarut-larut dalam gundah gulana kegagalan. Sebab, mereka masih punya kesempatan untuk membuktikan diri dalam perjuangan menuju panggung Asia.
Terpaut satu bulan lebih sedikit, Timnas Indonesia U-23 akan menjalani Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 pada 3-9 September mendatang. Artinya, waktu yang dimiliki tidak lama untuk mengentaskan rasa kecewa dan mengubahnya jadi motivasi yang paripurna. Selain itu, Sea Games 2025 di Thailand juga sudah di depan mata.
Lalu, apa pelajaran berharga dari kekalahan Timnas U-23 dalam Piala AFF 2025? Catatan penting apa saja yang perlu diperhatikan sebagai bekal menatap Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 dan Sea Games 2025 di Thailand?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Amir Machmud (Pengamat Olahraga/ Wartawan Senior) dan Prof. Dwi Cahyo Kartiko (Wakil Rektor IV Universitas Negeri Surabaya dan juga sebagai Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jawa Timur). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: