Semarang, Idola 92,6 FM-Melihat tingginya animo masyarakat terhadap pengumpulan minyak jelantah di SPBU, Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah menambahkan tiga perangkat Used Cooking Oil (Ucollect) di tiga lokasi.
Yakni di SPBU Kedungmundu, SPBU Srondol dan lokasi CSR Tugu.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Aribawa mengatakan pihaknya terus mengajak kepada seluruh masyarakat, untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi energi baru terbarukan. Hal itu dikatakan saat menerima kunjungan dari Tim Penggerak PKK Kota Semarang yang mengumpulkan minyak jelantah di SPBU Sultan Agung Akpol, Minggu (17/8).
Aribawa menjelaskan, karena antusiasme masyarakat di Kota Semarang cukup tinggi dalam menyetorkan minyak jelantah itu maka akan ditambah tiga titik.
Yakni di SPBU Kedungmundu, SPBU Srondol dan CSR Tugu.
Menurut, dengan semakin banyak titik Ucollect tersebut maka akan memudahkan masyarakat mengumpulkan minyak jelantah.
“Alhamdulillah saat ini sudah 1.700 liter terkumpul, dan kurang lebih dimonetisasi sekitar Rp9,7 juta. Dan saat ini juga sudah ada rencana penambahan di tiga titik di mana bahwa sebelumnya hanya satu titik yaitu di SPBU Sultan Agung,” kata Aribawa.
Lebih lanjut Aribawa menjelaskan, rencananya minyak jelantah yang terkumpul akan diolah menjadi sustainability aviation fuel (SAF) atau produk untuk bahan bakar pesawat.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Listyati Purnama Rusdiana menambahkan, pihaknya menginstruksikan kepada seluruh kader PKK untuk mengumpulkan minyak jelantah.
Nantinya, saldo yang didapat dari pengumpulan minyak jelantah di Ucollect bisa digunakan untuk pembelian produk Pertamina.
Listyati menyatakan apresiasinya, atas komitmen Pertamina dalam mendukung gaya hidup hijau.
Melalui berbagai inovasi dan program yang dihadirkan, Pertamina berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan berkontribusi dalam mendukung tercapainya tujuan energi berkelanjutan di Indonesia.
“Ucollect ini bisa jadi solusi bagi lingkungan sekaligus membantu mensejahterakan ibu-ibu rumah tangga, ibaratnya sampah rumah tangga jadi pendapatan tambahan untuk kami,” ujar Listyati. (Bud)
