
Semarang, Idola 92,6 FM-Guna memerluas ekosistem pembayaran digital, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan QRIS Tap berbasis NFC di moda transportasi BRT Trans Semarang di kantor BI Jateng, Minggu (17/8).
QRIS Tap NFC untuk saat ini, masih bekerja sama dengan BCA dan masyarakat pengguna cukup membayar tarif BRT Trans Semarang sebesar Rp80 hingga 18 Agustus 2025.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan penggunaan QRIS Tap berbasis NFC tersebut, akan memudahkan masyarakat saat naik BRT Trans Semarang.
Sebab, masyarakat tidak harus memasukkan kode PIM di QRIS dan hanya menyentuhkan gawai ke alat pemindai QRIS di BRT Trans Semarang.
“Jadi tanpa melalui masukkan PIN segala macam, sudah otomatis terdebit ya. Saat ini baru ada di BRT Trans Semarang, Insya Allah nanti kita perluas di Trans Jateng,” kata Rahmat.
Rahmat menjelaskan, perluasan implementasi QRIS Tap merupakan keberlanjutan dari penetrasi penggunaan QRIS Tap NFC pada sektor pariwisata di destinasi Pariwisata Super Prioritas Kawasan Borobudur.
Yakni, saat kegiatan Rupiah Borobudur Playon 2025 di Kabupaten Magelang.
“BI Jateng bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang memberikan tarif promo Rp80 kepada penumpang Trans Semarang, untuk pembelian tiket menggunakan QRIS Tap dengan kuota seribu transaksi per hari selama periode promo pada 16-18 Agustus 2025,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Jateng Arief Djatmiko menambahkan, untuk di Trans Jateng yang saat ini dikembangkan baru pembayaran dengan QRIS biasa di tujuh koridor.
Namun, penggunaan transaksi menggunakan nontunai di Trans Jateng juga lumayan tinggi.
Menurut Arief, dalam satu hari saja kuota pembayaran nontunai untuk seribu penumpang langsung habis di waktu 08.00 WIB pagi atau jam keberangkatan bekerja maupun sekolah.
“Pembayaran dengan nontunai di Trans Jateng lewat Program Ngebis Praktis Pakai QRIS kan berlaku sama 30 September ya. Itu setiap hari kuotanya seribu penumpang, langsung habis sebelum jam 08.00 pagi,” ujar Arief.
Lebih lanjut Arief menyebut, transaksi tertinggi ada di koridor Solo-Sragen dan juga Semarang-Bawen
“Secara umum saja saya katakan, bahwa terjadi peningkatan penggunaan pembayaran nontunai. Baik itu penumpang umum, siswa maupun karyawan,” pungkasnya. (Bud)