ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM-Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 mencapai 5,4 persen atau lebih. Target itu lebih optimistis dibandingkan APBN 2025 yang dipatok tumbuh 5,2 persen.

Sementara itu, Prabowo menargetkan inflasi terkendali di level 2,5 persen. Target itu masih sama dengan yang dicanangkan pada 2025.

Hal itu disampaikan Presiden Prabowo dalam pidato Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dalam Sidang Pembukaan Masa Sidang DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.

Dengan target pertumbuhan ekonomi yang optimistis tersebut, pemerintah juga mengharapkan tingkat pengangguran terbuka turun ke 4,44 persen hingga 4,96 persen. Kemudian, angka kemiskinan tahun 2026 turun ke 6,5 persen sampai 7,5 persen dan indeks gini rasio turun ke 0,377 sampai 0,38 persen.

Lalu, ketika Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 mencapai 5,4 persen, cukup reaslitiskah? Target ini lebih tinggi ketimbang yang dimuat dalam APBN 2025 sebesar 5,2 persen; Faktor apa saja yang bisa mendukung target tercapai?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Eko Listianto (Direktur Institute for development of Economics and Finance (INDEF)) dan Roy N. Mandey (Chairman Affilitation Global Retail Association (AGRA)). (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya: