Prayitno, saat dijumpai di ruang perawatan di RSUP dr Kariadi.

Semarang, Idola 92,6 FM-Prayitno, warga Mlatibaru, Kota Semarang bercerita, pada saat pandemi Covid-19 melanda, dirinya sering mengeluh rasa nyeri di bagian dadanya.

Namun, beberapa kali dapat diredam dengan obat-obatan yang ia terima.

Menurut Prayitno, beberapa tahun berjalan semua dirasa masih baik-baik saja.

Hingga pada 2023 kemarin, nyeri dada kembali dirasa dan setelah kontrol serta mengonsumsi obat-obatan tubuhnya terasa membaik.

“Setelah dikasih obat jantung itu memang nyerinya reda. Kemudian diberikan obat untuk satu bulan kedepan, tapi belum ada satu bulan sekitar tiga minggu itu badan terasa tidak enak, mual muntah, badan lemas dan cuma bisa tiduran di rumah saja,” kata Prayitno saat ditemui di RSUP dr Kariadi, kemarin.

Prayitno menjelaskan, sang istri berinisiatif membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapat penanganan.

Setelah dilakukan beberapa kali pengecekan, diketahui kreatin dalam tubuhnya hampir mencapai angka 20 dan mengharuskan untuk cuci darah.

“Setelah tahu kreatin saya tinggi, saya langsung diberikan tindakan cuci darah pada saat itu juga di ICU sebanyak tiga kali. Dirawat lima hari kemudian membaik dan akhirnya diperbolehkan pulang,” jelasnya.

Kurang lebih dua tahun Prayitno menjalani cuci darah, dan terdaftar sebagai peserta JKN segmen PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah).

“Alhamdulillah semua proses pengobatan tidak ada biaya alias nol persen mulai dari tindakan maupun pemberian obat-obatan semuanya dijamin tanpa biaya,” pungkasnya. (Bud)