Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan (kanan) saat menyaksikan penyaluran BBM jenis Dexlite ke BPBD Demak.

Semarang, Idola 92,6 FM – Debu-debu pantura Semarang-Demak, tepatnya di wilayah Sayung belum kering betul.

Sebagian badan jalannya masih terendam air rob dengan ketinggian bervariasi, dan sebagian lainnya aman dari banjir rob karena kontur jalannya yang lebih tinggi.

Lalu lalang kendaraan melintas pelan, sesekali terdengar suara klakson saling bersahutan di antara mesin menderu.

Banjir rob melanda 17 desa dari 20 desa yang ada di Kecamatan Sayung. Genangan banjir rob, sudah terjadi sejak Desember 2024 lalu.

Desa yang paling parah dilanda banjir rob adalah Desa Surodadi, dengan wilayah terendam seluas 305,4 hektare dan Desa Sriwulan dengan luasan genangan lebih dari 600 hektare.

Tercatat, masyarakat yang terdampak ada 780 kepala keluarga (KK) atau 3.120 jiwa, 203 unit tempat ibadah, dua unit fasilitas pendidikan dan lima komplek makam serta150 hektare lahan pertanian.

Pungki Andrian dan Sofiโ€™i merupakan operator mesin pompa air, yang diperbantukan menjaga serta mengoperasikan mesin pompa darurat di wilayah Sayung, Kabupaten Demak.

Keduanya berjaga siang dan malam saling bergantian, untuk memastikan mesin pompa air yang disiagakan tetap bekerja optimal.

Menurut Pungki, dirinya berjaga di mesin pompa darurat yang ditempatkan di Desa Lengkong, Sayung. Dirinya harus selalu siaga, mana kala hujan turun di waktu malam.

Pungki bilang, bila hujan turun, waktunya siaga untuk menjaga debit air di Sungai Ngepreh tidak meluap. Oleh karena itu, waktu tidurnya juga menjadi terganggu dan tidak nyenyak.

โ€Sepengalaman saya jadi operator (pompa air) di sini banyak sekali, terutama tentang pembukaan pintu saluran setelah rob mengalir ke aliran (Sungai) Ngepreh. Dan saat hujan, tidur saya juga tidak bisa nyenyak, mas,โ€ kata Pungki.

Petugas mengamati pompa air yang disiagakan di Desa Lengkong, Sayung.

Pungki menyebut, tenda istirahat yang disediakan untuk menjaga mesin pompa air menjadi tempat tinggalnya sementara. Bahkan, dirinya sudah terbiasa dengan dengungan dan gangguan nyamuk di waktu malam hari.

โ€Tidurnya untuk sementara di tenda yang disediakan Pusdataru dan kalau malam banyak nyamuknya, mas. Kurang nyenyaklah ibaratnya. (Kita) standby 24 jam itu di pompa full, tapi jam 21.00 WIB dimatikan biar tidak mengganggu istirahat warga,โ€ ujar Pungki.

Bagi Pungki, pekerjaan tersebut dijalani dengan sukarela dan penuh keikhlasan karena demi kenyamanan dan ketentraman masyarakat dari ancaman banjir rob.

Setali tiga uang dengan Pungki, Sofiโ€™i juga mengaku harus berjaga selama 24 jam dalam mengoptimalkan mesin pompa air berjalan maksimal.

Terutama, untuk menyedot air banjir rob di lingkungan permukiman warga Desa Lengkong ke sungai besar.

โ€Untuk mengidupkan mobil pompa ini, terutama membantu masyarakat Desa Lengkong di Sayung ini kita membuka saluran di (Sungai) Dombo dan (Sungai) Ngepreh. Kita mempompakan dari pompa kecil ke Sungai Ngepreh,โ€ ujar Sofiโ€™i.

Sofiโ€™i bilang, mesin pompa air meskipun harus bekerja maksimal tetap harus diistirahatkan beberapa jam sekali. Selain menghemat bahan bakar, juga untuk membuat kinerja mesin tidak terganggu.

โ€Kita di sini standby 24 jam, kalau tidak dipompa (banjir rob) warga sudah lama tenggelam. Jadi, keberadaan kita di sini sangat dibutuhkan masyarakat,โ€ imbuhnya.

Sebagai kepala rumah tangga, Sofiโ€™i tentu memiliki rasa kangen kepada keluarganya di rumah. Namun, karena panggilan tugas dan pekerjaan kemanusiaan, keluarganya bisa menerima.

โ€Paling hanya video call saja, jadi demi kepentingan masyarakat Sayung sini. Harapan kita, banjir rob Sayung tidak terus-terusan terjadi lagi,โ€ jelas Sofiโ€™i.

Dua petugas berjaga di pintu air membuang air rob ke sungai besar.

Sementara itu, Soeprapto selaku Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Serta Peralatan BPBD Demak mengaku jika mesin pompa air yang bekerja hampir 24 jam itu menjadi senjata utama dalam mengatasi banjir rob.

Terutama untuk di Desa Lengkong dan Sayung Kidul, di Kecamatan Sayung yang merupakan daerah cekungan.

โ€Sejak Desember 2024, banjir rob di Sayung ini terus mengalami peningkatan, sehingga di dalam penanganan bencana banjir rob di wilayah Sayung ini kita bergerak sejak tahun kemarin,โ€ kata Soeprapto.

Menurut Soeprapto, upaya yang dilakukan warga desa setempat dengan mengerahkan enam pompa air ternyata tidak mampu mengatasi banjir rob. Akhirnya, BPBD Demak berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jateng mengerahkan pompa air yang lebih besar kapasitasnya.

โ€Debit airnya (rob) yang terlalu tinggi, sehingga dari pemerintah kabupaten bekerja sama dengan pemerintah provinsi didatangkan pompa (air). Membantu masyarakat melakukan pompanisasi,โ€ jelasnya.

Soeprapto menjelaskan, dengan mobil mesin pompa air yang dikerahkan dan spesifikasi mesin bisa berkapasitan 600-700 meter per detik pengeluaran membantu menyedot banjir rob di wilayah permukiman warga.

Menurut Soeprapto, untuk menghidupkan mesin pompa air selama satu jam itu membutuhkan bahan bakar sebanyak 15 liter. Tentunya, kebutuhan bahan bakar yang tidak sedikit jumlahnya apabila harus siaga selama 24 jam.

โ€Kita targetkan untuk keamanan mesin (pompa) kami sekitar 10 jam nyala. Di sini pun, kita atur lagi saat menghidupkan mesin berdasarkan ketinggian (banjir) rob. Kalau (banjir) rob turun, mesin kita matikan dan pintu kita buka. Tapi kalau pas (banjir) rob naik, pintu kita tutup dan pompa kita nyalakan. Jadi semua demi efisiensi konsumsi BBM maupun keamanan dari pompa yang kita gunakan,โ€ jelasnya.

Bak gayung bersambut, kebutuhan akan BBM bagi operasional mesin pompa air didengar Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah. Berkolaborasi dengan Hiswana Migas Jateng-DIY dan BPBD Jateng, Pertamina Patra Niaga ikut turun tangan mengatasi permasalahan banjir rob di Sayung.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menjelaskan, bentuk bantuan yang diberikan berupa BBM jenis Dexlite sebanyak 1.500 liter.

Pengisian BBM jenis Dexlite untuk mesin pompa air, dilakukan di SPBU Kaligawe yang tak terlalu jauh dari wilayah Sayung, Demak.

โ€Kemarin kita bantu BBM ya, itu untuk mengatasi efek dari rob yang sudah melanda di Sayung. Karena kita tahu Sayung ini sekarang menjadi cekungan paling dalam di antara Kota Semarang dan sekitarnya karena daratan yang lain meluas, sementara Sayung denga daratan topografi yang paling rendah. Sehingga, banjir rob gampang masuk. Oleh karena itu, kita membantu BBM untuk pompa mesin penyedot banjir,โ€ kata Taufiq.

Mobil pompa air yang disiagakan terus memompa air banjir rob dari permukiman warga.

Taufiq bilang, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian dan tanggap bencana dari Pertamina terhadap warga sekitar yang terdampak banjir rob di Kecamatan Sayung. Mekanismenya, pihak BPBD akan mendatangi SPBU yang ditunjuk untuk mengambil BBM bantuan guna mendukung operasional mesin pompa penyedot banjir rob.

โ€Jadi BBM itu, kita salurkan melalui BPBD. Jadi, BPBD itu mengambil BBM ke SPBU,โ€ ujarnya.

Taufiq menyebut, Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah juga terus menjalin komunikasi dengan Pemprov Jateng terkait upaya penanganan banjir rob di Sayung, Demak.

Salah satunya, bantuan BBM bagi alat berat yang dikerahkan pemerintah dalam proses pengerukan sungai di sekitar wilayah Sayung.

โ€Ini kita sedang diskusi dengan pemerintah provinsi, sudah tiga kali rapat untuk bisa mengeruk Sungai Pelayaran dengan menggunakan bantuan BBM dari kita. Cuma untuk kebutuhan dan realisasinya belum kita sampaikan, menunggu informasi lebih lanjut,โ€ jelasnya.

Kendala terkait dengan keterbatasan BBM bagi mesin pompa penyedot banjir rob, memang diakui Kepala Dinas Pusdataru Jateng, Henggar Budi Anggoro.

Namun, berkat bantuan BBM dari Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah yang menyuplai Dexlite, upaya menangani banjir rob di Sayung bisa berjalan optimal kembali.

โ€Karena kemarin kita juga sampai kehabisan BBM. Dalam arti begini, alokasi yang kita punya sampai habis karena memang kebutuhan BBM cukup besar,โ€ ujar Henggar.

Lebih lanjut Henggar menjelaskan, seluruh mesin pompa penyedot banjir rob maupun mobil pompa darurat yang disiagakan di Sayung bisa bekerja maksimal dalam mengatasi banjir rob.

Sedikit demi sedikit, upaya mengurangi dampak banjir rob Sayung sudah bisa dirasakan di wilayah permukiman warga maupun di jalur Pantura Semarang-Demak.

โ€Upaya kita tentunya yang kaitannya dengan pompanisasi, dari awalnya ada 14 pompa, tapi saat ini tinggal 12 pompa dengan kapasitas yang sudah berbeda dari sebelumnya. Banjir rob ada yang kita buang ke (Sungai) Dombo Sayung dank e (Sungai) Babon. Ada pompa yang kapasitasnya cukup besar, air rob langsung kita buang ke laut,โ€ jelasnya.

Kolaborasi bersama yang dilakukan untuk penanganan banjir rob di Sayung, bisa benar-benar tuntas. Harapan bersama, masyarakat Sayung tidak lagi terkepung banjir rob dan bisa beraktivitas dengan aman dan lancar tanpa kendala. (Bud)