Munsaadah (terbaring) ditemani anaknya, Ahmad Ulum saat ditemui tim dari BPJS Kesehatan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Munsaadah warga Sawah Besar, Gayamsari, Kota Semarang, saat ini tengah berjuang melawan dua penyakit kronis sekaligus.

Usianya hampir menginjak kepala enam, dan diagnosa terkena kanker serviks dibarengi dengan cuci darah.

Munsaadah bercerita, awal 2024 kemarin muncul gejala adanya flek-flek yang keluar beberapa kali namun tidak sering.

Padahal, dirinya sudah menopause.

Menurutnya, karena mengganggu itu akhirnya mencoba memeriksa ke puskemas di tempat tinggalnya.

Dirasa belum ada perkembangan, puskesmas memberikan rujukan kepada Munsaadah ke rumah sakit untuk pemeriksaan intensif lebih lanjut.

Hasil pemeriksaan di rumah sakit diketahui, jika Munsaadah kena kanker serviks.

Munsaadah menjelaskan, setelah dilakukan observasi di rumah sakit itu dirinya diharuskan untuk cuci darah.

Hal ini disinyalir karena adanya permasalahan ginjal yang ia alami, seperti tidak bisa buang air kecil hingga mengeluarkan darah.

“Kanker serviks membuat saya cemas dan pikiran tidak karuan. Saya hanya bisa duduk tanpa bisa merebahkan badannya,” kata Munsaadah saat ditemui di rumah sakit, kemarin.

Putra Munsaadah, Ahmad Ulum bercerita jika ibunya sudah menjalani cuci darah sekaligus radioterapi selama sembilan bulan.

“Penanganannya sampai sekarang sudah melakukan sinar luar 25 kali, dan sinar dalam tiga kali. Dokter menyatakan karena ada riwayat cuci darah jadi tidak disarankan kemoterapi,โ€ ucap Ulum.

Menurut Ulum, awalnya dirinya dan ibunya khawatir soal biaya selama menjalani perawatan.

Namun karena tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan, beban biaya tidak menjadi pikiran.

“Alhamdulillah semua pelayanan bagus, biaya baik tindakan ataupun obat-obatan semua juga dijamin sama BPJS Kesehatan,” ujar Ulum.

Saat ini, perkembangan kesehatan Munsaadah lambat laun mulai membaik setelah menjalani perawatan.

Munsaadah berharap, program JKN terus berjalan dan hadir mendampingi dirinya dalam mengakses pelayanan kesehatan.

“Kalau tidak ada BPJS kesehatan, ya mungkin pasrah saya. Estimasi saya kalau pakai biaya sendiri mungkin sudah ratusan juta keluar, bahkan rumah pun sudah dijual. Terima kasih BPJS Kesehatan,” tutup Munsaadah sambil tersenyum. (Bud)