Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra mencoba menggunakan alat pertanian modern untuk menanam benih padi.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemkab Demak sebut, 227 hektare lahan persawahan yang sebelumnya terendam banjir, saat ini sudah bisa ditanami.

Hal itu terjadi, karena adanya upaya pengerukan saluran sungai yang terjadi pendangkalan di wilayah Kecamatan Karang Tengah.

Wabup Demak Badruddin mengatakan kabupaten yang dipimpinnya bersama bupati, menjadi salah satu daerah lumbung pangan di Jawa Tengah. Hal itu dikatakan saat melakukan penanaman bibit padi di Kecamatan Karangtengah, Rabu (27/8).

Badruddin menjelaskan, pertanian merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional.

Selain sebagai penyedia pangan, sektor pertanian juga berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan pangan.

Menurut Badruddin, Pemkab Demak memberikan dukungan penuh pada sektor pertanian karena merupakan salah satu lapangan usaha terbesar yang menyokong ekonomi Demak.

“Upaya untuk menjadikan Kabupaten Demak sebagai lumbung pangan Jawa Tengah, akan selalu dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara terpadu dan berkelanjutan. Kami juga terus berupaya, agar hasil tani di Kabupaten Demak melimpah dan selalu menjadi lumbung pangan Jawa Tengah, sehingga masyarakat kami khususnya para petani semakin makin sejahtera,” kata Badruddin.

Lebih lanjut Badruddin menjelaskan, Pemkab Demak mengaku terdapat kendala dalam menjaga produktivitas pertanian dan salah satunya adalah saluran irigasi yang berdampak pada lahan sawah hingga memengaruhi produksi padi.

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, terkait dengan sedimentasi yang parah di aliran sungai atau irigasi telah dilakukan sejumlah upaya.

Menurut Rahmat, pihaknya bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah untuk membantu bahan bakar (BBM) untuk alat berat dalam rangka mengeruk sedimentasi di saluran irigasi.

“Ada sekitar 230-an hektare yang kemarin terkena banjir, dan sekarang dapat kita normalisasi kembali dan ditanam kembali,” ucap Rahmat .

Menurut Rahmat, Bank Indonesia Jateng juga membantu kelompok tani berupa rumah burung hantu.

“Hama yang menjadi penyebab turunnya produktivitas padi itu karena serangan tikus. Nah, ini juga kami sikapi dan telah kita bantu melalui rumah burung hantu,” pungkasnya. (Bud)