Semarang, Idola 92,6 FM-Batik tetap mendapat tempat di hati generasi muda, meski digunakan dengan cara yang berbeda dari pakem tradisional.
Anak muda saat ini, memiliki pandangan sendiri terhadap batik.
Dosen Program Studi Pendidikan Tata Busana dan Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Maria Krisnawati mengatakan jika dahulu motif tertentu hanya digunakan untuk acara khusus, kini generasi muda lebih bebas memakainya sesuai selera. Hal itu dikatakan saat ditemui di sebuah acara di Museum Ranggawarsita, kemarin.
Menurutnya, fenomena tersebut juga diikuti desainer muda yang mulai menghadirkan rancangan batik yang lebih sederhana dengan warna dan motif yang dekat dengan selera generasi milenial hingga zilenial.
Batik tidak hanya dipakai untuk acara resmi, melainkan juga untuk gaya kasual sehari-hari.
“Mereka ketika menyukai salah satu motif itu, mereka akan pakai itu, tidak lagi terikat pakem,” kata Maria.
Maria menjelaskan, pentingnya edukasi soal batik juga harus digalakkan agar masyarakat tetap memahami filosofi di balik motif batik.
Misalkan ada motif khusus untuk pernikahan, kematian, hingga upacara adat tertentu.
Termasuk maraknya batik printing, juga menjadi tantangan tersendiri.
“Melalui pameran, workshop dan seminar, generasi muda harus kembali dikenalkan pada batik asli yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Kalau kita tidak peduli, batik bisa ditinggalkan dan warisan budaya ini akan hilang,” pungkasnya. (Bud)