
Semarang, Idola 92,6 FM-Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah melatih puluhan perempuan di Desa Kupu, Kecamatan Wanasari, Brebes mengolah potensi lokal bawang merah menjadi bawang crispy.
Nantinya, olahan tersebut bisa bernilai jual tinggi.
Ketua Umum BKOW Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan perempuan, karena banyak di antaranya harus ikut membantu suami mencari nafkah dan bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Brebes, kemarin.
Menurutnya, BKOW berperan membantu pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan di Jateng.
Melalui program Desa Sejahtera bagi Perempuan dan Anak (Destara) yang sudah dirintis sejak 2021, kontribusi nyata terus dilakukan
Nawal menjelaskan, program seperti ini mendapat dukungan para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/ kota.
Selain itu, pelatihan ini akan berlanjut dengan inovasi produk bawang merah crispy aneka rasa dan pemasarannya pun diharapkan bisa merambah pasar digital.
“Kedua, harapannya, ibu-ibu yang belum memiliki usaha dan kemandirian ekonomi setelah pelatihan bisa mandiri secara ekonomi. Ketiga, ada pendampingan dari dinas terkait. Kemudian Pemerintah Desa juga ikut berkontribusi dalam kebijakan, terutama untuk menggerakkan perempuan dan anak di dalamnya,” kata Nawal.
Asisten I Sekda Kabupaten Brebes Khaerul Abidin mengapresiasi langkah BKOW Jateng, karena Brebes merupakan sentra produksi bawang merah nasional.
Hal itu dibuktikan dengan luas tanam rerata mencapai 30 ribu hektare, dan produksi sekira 300 ribu ton per tahun.
Menurut Khaerul, nilai tambah dari bawang merah sering kali belum optimal.
Oleh karena itu, pengembangan usaha olahan dianggap sangat penting.
“BKOW bersama para perempuan desa didorong untuk meningkatkan keterampilan mengolah bawang merah, menciptakan produk turunan bernilai jual tinggi, serta memperluas pasar. Dengan demikian, peran perempuan tidak hanya sebatas mendukung perekonomian keluarga, tetapi juga ikut menggerakkan roda ekonomi daerah, membangun desa, sekaligus menciptakan lingkungan yang ramah bagi tumbuh kembang anak,” ucap Khaerul. (Bud)