Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena didampingi Kepala OJK Jateng Hidayat Prabowo menjelaskan kepada wartawan terkait kinerja industri jasa keuangan.

Semarang, Idola 92,6 FM-OJK meminta industri jasa keuangan, untuk memerkuat perekonomian di Jawa Tengah.

Hal itu sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif dan berkelanjutan.

Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena mengatakan ada empat poin utama yakni tantangan global, nasional dan daerah. Hal itu dikatakan di sela Evaluasi Kinerja Industri Keuangan Semester I 2025 di Hotel Gumaya Semarang, Selasa (16/9).

Sophia menjelaskan, perkembangan kinerja industri jasa keuangan di Jateng memberikan dukungan terhadap program pemerintah serta mengutamakan tata kelola yang baik.

Pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 5,28 persen pada triwulan II 2025, meneguhkan provinsi ini sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurutnya, meskipun sektor perbankan di Jateng menunjukkan pertumbuhan positif hingga Juli 2025.

“Pertumbuhan kredit tercatat 1,8 persen lebih rendah dari rata-rata nasional, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 5,94 persen. Selain itu, masih ada 20 BPR dan lima BPRS yang belum memenuhi modal inti minimum,” kata Sophia.

Lebih lanjut Sophia menjelaskan, OJK mendorong penyaluran kredit lebih luas, khususnya untuk sektor UMKM.

Penerbitan POJK Nomor 19 Tahun 2025, menjadi salah satu langkah memermudah akses pembiayaan UMKM melalui penyederhanaan persyaratan, percepatan proses bisnis hingga penetapan biaya pembiayaan yang wajar.

“OJK juga berperan dalam mendukung 11 program prioritas pemerintah mulai dari akses kesehatan, pendidikan hingga ketahanan pangan. Dukungan diberikan melalui berbagai inisiatif seperti pembiayaan UMKM, pengembangan asuransi pertanian, dukungan program perumahan rakyat, hingga penguatan ekosistem asuransi kesehatan yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan,” pungkasnya. (Bud)