Magelang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memastikan, harga cabai masih terkendali meskipun terjadi kenaikan di beberapa daerah lain.
Bahkan, harga cabai di Sumatera Barat mencapai Rp90 ribu per kilogram dan di Jateng masih sekitar Rp50 ribu per kilogram untuk cabai keriting.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pada Agustus 2025 kemarin, cabai keriting justru memberikan andil deflasi dengan kontribusi minus 0,01 persen dan cabai rawit minus 0,07 persen secara bulanan. Hal itu dikatakan di sela kegiatan Gerakan Petani Peduli Lingkungan “Penguatan Sinergi Champion dan Mitra Champion Komoditas Cabai se-Jateng di GOR Banyusidi, Kabupaten Magelang, Senin (22/9).
Rahmat menjelaskan, inflasi Jateng pada Agustus 2025 berada di level 2,48 persen sedikit di atas inflasi nasional yang sebesar 2,31 persen.
Capaian tersebut, tidak lepas dari kontribusi petani cabai di Jateng.
“BI bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan strategi pengendalian harga cabai, melalui pembentukan champion cabai lokal. Hingga saat ini, terdapat 15 champion lokal, enam di antaranya telah difasilitasi dengan greenhouse sehingga produksi cabai tidak tergantung pada cuaca,” kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat berharap, champion-champion tersebut bisa menahan sekira 20 persen produksi cabai Jateng.
Harapannya, harga tersebut tidak sepenuhnya ditentukan pengepul dari luar daerah.
“BI juga mendorong hilirisasi cabai melalui produk turunan seperti cabai kering dan pasta cabai. Kami juga mengembangkan aplikasi lelang cabai, agar harga ditentukan di Jawa Tengah, bukan dari luar provinsi,” jelasnya.
Dengan strategi tersebut, BI Jateng optimistis harga cabai dapat tetap stabil dan inflasi terkendali serta kesejahteraan petani tetap terjaga.
“Jangan sampai Jawa Tengah menjadi lumbung cabai, tapi harga tidak terjangkau bagi masyarakatnya,” pungkasnya. (Bud)