Novia Anggraeni bersama buah hatinya, Qiya, saat sedang dirawat di rumah sakit.

Semarang, Idola 92,6 FM-Bagi seorang ibu, tak ada yang lebih berat daripada melihat buah hati terbaring lemah.

Itulah yang dirasakan Novia Anggraeni, warga Wanamukti, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, saat anak semata wayangnya, Qiya (4), harus menjalani perawatan karena demam tinggi tak kunjung turun.

Tubuh mungil Qiya yang biasanya ceria penuh tawa, mendadak berubah murung.

Senyum lebarnya berganti tangis, membuat suasana rumah yang biasanya riuh mendadak senyap.

Demam Qiya bahkan sempat mencapai 41 derajat, hingga Novia panik dan bergegas membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).

“Untungnya tidak ada riwayat step atau kejang. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada bercak di paru-paru, sehingga dokter menyarankan rawat inap,” Novia saat ditemui di rumah sakit, belum lama ini.

Meski khawatir dengan kondisi putrinya, Novia sedikit lega karena ia terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari perusahaan tempat sang suami bekerja.

Dengan JKN, ia tidak perlu pusing memikirkan biaya, karena seluruh tindakan medis hingga obat-obatan telah ditanggung penuh BPJS Kesehatan.

“Sejak awal masuk rumah sakit sampai rawat inap, semua terasa mudah. Tidak ada biaya sepersen pun yang kami keluarkan. Rasanya benar-benar terbantu sekali,” kata Novia lirih.

Tak hanya dari sisi biaya, Novia juga mengaku nyaman dengan pelayanan RS Unimus.

Ruang perawatan yang tenang dan ramah anak membuat Qiya lebih cepat pulih.

Bahkan, lemari, meja dan ranjang di kamarnya disulap Qiya menjadi arena bermain kecil untuk mengusir bosan.

“Anak saya ini sudah bisa diajak diskusi. Dia yang memilih rumah sakit ini karena merasa lebih nyaman,” jelasnya.

Bagi Novia, Program JKN bukan hanya soal keringanan biaya, tetapi juga tentang rasa aman dan tenang ketika menghadapi situasi darurat.

“Kalau tidak ada BPJS, saya tidak tahu bagaimana jadinya. Sekarang saya bisa fokus mendampingi anak saya, tanpa terbebani biaya,” imbuhnya.

Hari-hari panjang di ruang perawatan pun mulai terasa ringan ketika kondisi Qiya berangsur membaik.

Senyum kecilnya perlahan kembali, menjadi hadiah terindah bagi sang ibu.

“Alhamdulillah ada progres baik, anaknya bisa istirahat sambil tetap ceria dengan mainannya. Semoga segera bisa pulang. Terima kasih BPJS Kesehatan yang terus memberikan pelayanan terbaik, dan semakin banyak masyarakat yang terbantu,” pungkasnya. (Bud)