(ki-ka) Head of Program Daarut Tauhid Peduli Awang Joneri, Head of Corporate Communication & CSR XLSMART Dani Miftahul Akhyar, teman disabilitas tuli dari GERKATIN Kota Semarang Mahendra Teguh Priswanto dan teman disabilitas daksa Yuni Dwi Lestari serta akademisi dan praktisi media digital,lnSwita Amalia Hapsari.

Semarang, Idola 92,6 FM-Senyum hangat menyelimuti wajah puluhan peserta, saat berkumpul di sebuah ruang pelatihan di Hotel Candi Indah, Kota Semarang.

Bagi teman-teman tuli dan daksa yang hadir, hari itu bukan sekadar belajar tetapi juga tentang menemukan keyakinan baru bahwa mereka mampu bersaing di era digital.

XLSMART Telecom Sejahtera melalui program XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya, menghadirkan pelatihan literasi digital dan kewirausahaan khusus bagi penyandang disabilitas.

Group Head Region Central XLSMART Arif Farhan Budiyanto mengatakan dengan dukungan mentor berpengalaman, para peserta dilatih membuat konten digital dan memahami keamanan berinternet hingga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mempromosikan usaha mereka di media sosial. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, Jumat (26/9).

“XLSMART percaya teknologi adalah jembatan untuk membuka peluang setara bagi semua. Kami ingin teman-teman disabilitas semakin percaya diri, berdaya saing, dan mandiri secara ekonomi,” kata Arif.

Menurut Arif, masih banyak penyandang disabilitas yang menghadapi keterbatasan akses informasi dan pelatihan, sehingga program ini hadir untuk memberi jalan keluar.

Arif menjelaskan, pelatihan di Semarang ini bukan yang pertama.

Sejak Juni 2025, kegiatan serupa telah menjangkau lebih dari 265 peserta dari 65 kota di Indonesia.

“Program ini juga melibatkan banyak pihak, mulai dari DT Peduli, Bloggercrony Indonesia, PPDI, Peak Performance Indonesia, hingga Gerkatin Kota Semarang,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, semua bergandengan tangan, agar penyandang disabilitas tidak hanya memiliki keterampilan digital tetapi juga mampu membangun usaha yang berkelanjutan.

Program inklusif ini menjadi bukti, bahwa dukungan nyata dapat mengubah keterbatasan menjadi kekuatan.

“Bagi para peserta, pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan, melainkan juga tentang tumbuhnya rasa percaya diri dan kesempatan untuk menatap masa depan dengan lebih optimis,” pungkasnya. (Bud)