Semarang, Idola 92.6 FM-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo dengan tujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, mengurangi stunting, serta memperkuat daya saing generasi mendatang. Namun, dalam pelaksanaannya, beberapa kasus keracunan siswa setelah mengonsumsi menu MBG memunculkan keprihatinan publik.
Atas kondisi tersebut, Pemerintah telah merespons cepat dengan mengambil langkah-langkah responsif dan strategis. Beberapa langkah itu yakni: menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermasalah, memperketat disiplin juru masak, mensterilkan peralatan, memperbaiki sanitasi, memastikan kualitas air, serta mewajibkan setiap SPPG memiliki sertifikat laik higienis dan sanitasi. Selain itu, Puskesmas dan UKS pun akan dilibatkan aktif untuk pemantauan rutin.
Dalam pernyataannya sepulang dari lawatan ke sejumlah negara, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa keselamatan anak merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan MBG. Presiden menegaskan, insiden bukan sekadar angka, tetapi menyangkut keselamatan generasi penerus.
Lalu, mengapresiasi langkah responsif dan strategis yang dilakukan Pemerintah menyikapi kasus MBG di lapangan, bagaimana memastikan instruksi Presiden tersebut benar-benar terlaksana di lapangan? Bagaimana pula sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat agar manfaat program MBG tetap besar sementara risikonya bisa ditekan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, nanti kami akan berdiskusi dengan narasumber, yakni: Analis kebijakan publik Universitas Trisakti, Jakarta, Dr. Trubus Rahardiansyah dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno. (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: