
Semarang, Idola 92,6 FM-BEI Jawa Tengah I mencatat, saham masih menjadi instrumen investasi paling diminati masyarakat, dengan porsi sekitar 50 persen dari total investor di berbagai instrumen keuangan.
Menariknya, mayoritas investor tersebut adalah anak muda berusia di bawah 30 tahun yang dikenal memiliki profil risiko lebih agresif.
Kepala BEI Perwakilan Jawa Tengah I, Fani Riqki mengatakan saham masih menjadi instrumen investasi paling diminati. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, Selasa (30/9).
“Kami mencatat, sekitar 70 persen investor saham di Kota Semarang didominasi kalangan muda, dengan preferensi berinvestasi di instrumen berisiko tinggi seperti saham. Berbeda dengan investor yang lebih senior, mereka cenderung memilih instrumen moderat seperti reksa dana atau obligasi,” kata Fani.
Fani menjelaskan, transaksi investasi saham sudah tembus Rp4,8 triliun per Agustus 2025 untuk di Kota Semarang.
Namun demikian, Fani menyebut sempat terjadi tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Pergerakan IHSG tidak mempengaruhi minat investor baru. Bahkan di kuartal ketiga 2025, IHSG sempat mencetak rekor baru di level 8.000, naik dari posisi 7.000-an,” jelasnya.
Lebih lanjut Fani menjelaskan, sejumlah sektor menjadi motor penggerak kenaikan IHSG.
Yakni sektor teknologi, industri dasar, bahan baku dan transportasi.
Sektor teknologi, menempati posisi teratas sebagai saham paling diminati sepanjang tahun berjalan.
“Lonjakan sektor teknologi dan industri ini juga banyak disokong oleh IPO perusahaan baru yang membuat investor berbondong-bondong masuk. Sebaliknya, sektor keuangan seperti perbankan masih mengalami tren penurunan, salah satunya karena aksi net sell investor asing,” imbuhnya.
Dengan tren ini, Semarang dinilai memiliki potensi pertumbuhan pasar modal yang kuat, terlebih dengan dominasi investor muda yang semakin aktif dan adaptif terhadap perkembangan saham di sektor-sektor baru. (Bud)