Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra (kanan) dan Kepala KPw BI Jatim Ibrahim (tengah) saat menjelaskan terkait perkembangan QRIS di Pulau Jawa.

Semarang, Idola 92,6 FM-Penggunaan QRIS merupakan game challenge bagi Bank Indonesia, dalam mengedukasi masyarakat beralih dari penggunaan uang tunai ke nontunai.

Terbukti, dalam waktu lima tahun saja mampu mengajak 50 juta orang beralih ke penggunaan nontunai lewat QRIS.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Ibrahim mengatakan berdasarkan data hingga Agustus 2025, realisasi volume QRIS nasional mencapai 8,8 milliar transaksi atau sebesar 136,6 persen dari target yang sebesar 6,5 milliar. Hal itu dikatakan saat ditemui di Magelang, kemarin.

Ibrahim menjelaskan, jumlah pengguna mencapai 57,6 juta dan 40,5 juta merchant.

Sementara untuk di Pulau Jawa, realisasi volume QRIS pada Agustus 2025 mencapai 7,5 miliar transaksi atau sebesar 85 persen volume QRIS nasional.

“Jumlah pengguna 39,5 juta dan 27,3 juta merchant, yang didominasi skala usaha UMKM dan berlokasi di Provinsi DKI Jakarta (enam juta pengguna dan 6,3 juta merchant). Capaian tersebut tidak terlepas dari pengaruh kompetisi QJI yang diselenggarakan oleh seluruh KPw BI. Kompetisi QJI Wilayah Jawa dapat menjadi katalis untuk terus mendorong akseptasi QRIS dan sistem pembayaran digital,” kata Ibrahim.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menambahkan, pengguna QRIS di Jateng sebesar 7,9 juta pengguna.

Sedangkan untuk pengguna baru di Jateng ada 354 ribu pengguna baru, atau meningkat 76,86 persen dari target sebanyak 461 ribu.

“Volume transaksi Jawa Tengah itu 720 juta transaksi. Posisi merchant Jawa Tengah empat juta merchant, atau ada tambahan 500 ribu merchant baru. Pencapaian tertinggi ada di Semarang, Purwokerto, Tegal dan Solo,” ucap Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat berharap, beberapa kabupaten/kota di Jateng yang sering menjadi kunjungan wisatawan bisa terus meningkat jumlah merchant dan bisa melayani penggunaan QRIS. (Bud)