Semarang, Idola 92,6 FM-Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat capaian yang cukup baik, dalam kinerja pengawasan dan penindakan sepanjang Januari-September 2025.
Total nilai barang hasil penindakan mencapai Rp6,8 triliun, dari 22.064 kasus di bidang kepabeanan dan cukai.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penguatan pengawasan Bea Cukai merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan APBN, sekaligus melindungi masyarakat serta pelaku usaha yang taat aturan dari praktik perdagangan ilegal. Pernyataan itu disampaikan saat kunjungan ke Kudus, Jumat (3/10).
“Kementerian Keuangan RI melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama aparat penegak hukum, terus berkomitmen menegakkan hukum, menjaga penerimaan negara serta melindungi masyarakat dan pelaku usaha yang taat aturan dari praktik perdagangan ilegal,” kata Purbaya.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama menambahkan, strategi pengawasan kian diperkuat dengan pembentukan Satgas Pemberantasan Penyelundupan dan BKC Ilegal sejak Juli 2025.
Hasilnya, penindakan meningkat 4,5 persen dari rata-rata bulanan sebelumnya, termasuk penegahan 328,3 juta batang rokok ilegal.
Menurutnya, selain operasi lapangan, Bea Cukai juga memerluas pengawasan digital.
Sepanjang 2025, terdapat 5.103 penindakan rokok ilegal dari marketplace dengan 140,8 juta batang rokok berhasil dicegah.
Sebanyak lima pelapak ditindak dengan denda Rp560,6 juta.
“Di Jawa Tengah dan DIY, yang dikenal sebagai wilayah produksi rokok terbesar, Bea Cukai berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp247 miliar dari 2.858 kasus. Barang yang disita antara lain 107 juta batang rokok ilegal, 14,7 ribu liter minuman beralkohol, serta narkotika berbagai jenis,” ujar Djaka.
Lebih lanjut Djaka menjelaskan, hingga September 2025, 41 kasus sudah naik ke tahap penyidikan dengan 47 tersangka.
Sebagian diselesaikan lewat pidana penjara, sementara lainnya melalui mekanisme ultimum remedium dengan denda total Rp26,6 miliar.
“Bea Cukai menegaskan akan terus berinovasi melalui sinergi lintas instansi dan pemanfaatan teknologi. Keberhasilan ini bukan hanya soal penerimaan negara, tetapi juga memastikan industri nasional tumbuh sehat dan berdaya saing,” tegas Djaka. (Bud)