Sri Mulyanti, saat melakukan kontrol rutin di RSWN Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Tidak ada yang pernah benar-benar siap, ketika penyakit datang tiba-tiba.

Begitu pula yang dialami Sri Mulyanti, pensiunan PNS asal Pucang Gading, Mranggen, Kabupaten Demak.

Sri Mulyanti baru menyadari, bahwa tubuhnya memberi sinyal bahaya ketika merasakan nyeri di dada kiri dan sesak napas beberapa tahun lalu. Pernyataan itu disampaikan saat ditemui di RS Wongsonegoro Semarang, kemarin.

“Awalnya saya kaget, karena sebelumnya tidak pernah sakit serius. Tiba-tiba dada terasa nyeri, kadang sesak napas. Setelah dicek, ternyata kolesterol saya sangat tinggi sampai 300. Itu membuat aliran darah ke jantung tersumbat,” kata Sri Mulyanti.

Bagi sebagian orang, kabar terkena penyumbatan jantung bisa jadi mimpi buruk.

Namun Sri merasa sedikit lega, karena ia telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak masih bernama ASKES.

“Bersyukur saya sudah terdaftar lama. Jadi tidak was-was lagi soal biaya kalau harus berobat,” imbuhnya.

Selama hampir empat tahun terakhir, Sri Mulyanti menjalani pemeriksaan rutin tanpa pernah harus rawat inap.

Bahkan, dirinya menyadari pola hidupnya dulu kurang sehatโ€”jarang olahraga, pola makan tidak terjaga dan usia yang semakin bertambah membuat penyakit datang lebih mudah.

“Kalau bisa jangan sampai rawat inap, cukup kontrol saja. Untung ketahuan sebelum parah. Sekarang saya lebih disiplin minum obat dan kontrol sesuai jadwal dokter,” jelasnya.

Menurut Sri Mulyanti, hampir tidak pernah ada kendala selama ia berobat dengan JKN.

Mulai dari pemeriksaan, administrasi hingga obat-obatan, semua berjalan lancar.

“Pelayanannya baik, dokternya ramah dan informatif. Administrasi cepat, obat juga selalu tersedia. Dan yang penting, semua sudah ditanggung JKN, tanpa ada biaya tambahan,” ujarnya tersenyum.

Kini, kondisi tubuh Sri Mulyanti perlahan membaik.

Nyeri di dada sudah jarang terasa, dan bisa kembali menikmati waktu bersama anak cucu dengan lebih tenang.

Sri Mulyanti mengaku tak bisa membayangkan jika harus membiayai perawatan sendiri.

“Kalau tidak ada JKN, mungkin saya usahakan pakai dana pribadi semampu saya. Tapi pasti berat. Karena itu saya sangat bersyukur ada program ini, yang benar-benar membantu masyarakat. Semoga BPJS Kesehatan selalu ada untuk masyarakat. Kalau bisa, manfaat dan cakupannya semakin banyak, supaya lebih banyak orang bisa merasakan tenang seperti saya,” kenangnya.

Program JKN bukan sekadar penjamin biaya berobat.

Bagi Sri Mulyanti, JKN adalah teman perjalanan yang memberi rasa nyaman dan ketenangan di hari tuanya. (Bud)