Petugas SPBU melakukan pengisian Pertamax ke pelanggan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah memastikan, penggunaan etanol dalam bahan bakar Pertamax Green aman dan efisien serta ramah lingkungan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan mengatakan menyusul maraknya isu negatif terkait penggunaan etanol di masyarakat, pihaknya perlu meluruskan pemahaman kepada masyarakat. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, Selasa (7/10).

“Etanol ini sudah umum digunakan di banyak negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Tujuannya jelas, untuk menekan emisi gas buang agar BBM lebih ramah lingkungan,” kata Taufiq.

Menurutnya, etanol merupakan hasil fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung atau singkong.

Kemudian diolah sedemikian rupa, baru etanol dicampurkan ke bahan bakar dengan kadar lina persen pada Pertamax Green.

“Pembakarannya lebih sempurna, tidak merusak logam maupun karet kendaraan,” jelasnya.

Taufiq menjelaskan, hingga saat ini, realisasi penjualan Pertamax Green di wilayah Jawa Tengah mencapai 30.348 kiloliter atau 228 persen dari target tahun ini.

Dari delapan outlet yang ditargetkan, kini sudah terdapat 14 SPBU yang menyalurkan Pertamax Green di wilayah Jawa Bagian Tengah.

“Antusiasme masyarakat luar biasa. Rata-rata penjualan harian di area Semarang mencapai 7.000-8.000 liter per hari, sementara di Tegal sekitar 1.000 liter per hari,” imbuhnya.

Lebih lanjut Taufiq mengimbau, agar masyarakat tidak mudah percaya pada hasil pengujian oktan menggunakan alat portable yang banyak beredar di media sosial.

“Pengujian oktan yang valid hanya bisa dilakukan dengan CFR Engine, seperti yang ada di Cepu dan Cilacap. Alat portable itu tidak terkalibrasi dan hasilnya tidak akurat,” pungkasnya. (Bud)