Semarang, Idola 92.6 FM-Dunia baru saja menyaksikan satu momentum penting dalam sejarah panjang konflik Gaza Palestina. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian Gaza yang digelar di Sharm El-Sheikh, Mesir, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menjadi sorotan dunia.
Di hadapan para kepala negara dan delegasi internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka juga memuji kepemimpinan dan peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia. Bahkan, Presiden Prabowo turut menyaksikan langsung penandatanganan dokumen kesepakatan gencatan senjata yang disebut-sebut sebagai langkah paling komprehensif sejak konflik Gaza meletus.
Bagi Indonesia, tentunya keikutsertaan dalam KTT Gaza Peace 2025 ini bukan sekadar soal diplomasi. Ini juga tentang posisi dan peran bangsa kita di tengah percaturan global–bagaimana Indonesia yang sejak era Soekarno hingga kini selalu menempatkan diri sebagai juru damai, kembali meneguhkan komitmennya untuk dunia yang lebih adil dan damai.
- Momen Prabowo Mendarat di Mesir untuk Hadiri Penandatanganan Perjanjian Penghentian Perang di Gaza
- Trump ke Prabowo di Penandatanganan Perdamaian Gaza: Luar Biasa, Kerja Bagus!
- Momen Prabowo Disambut Tepuk Tangan Meriah Pemimpin Dunia saat Disebut Trump di KTT Perdamaian Gaza
- Prabowo Siap Kirim 20.000 Pasukan Perdamaian ke Gaza, Ukraina, Sudan, dan Libya
Lalu, memaknai arti penting kiprah Indonesia dalam diplomasi Penandatanganan Perdamaian Gaza; apakah KTT Gaza Peace 2025 benar-benar menandai berakhirnya perang di Gaza? Bagaimana sesungguhnya kiprah diplomasi Indonesia di balik layar forum internasional ini? Dan, seberapa besar arti strategis peran tersebut bagi citra, pengaruh, serta arah politik luar negeri Indonesia ke depan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Dr Yon Machmudi (Kepala Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia) dan Iwan Setiawan (Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR)). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: