Kereta api melintas di Stasiun Alastua.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dari ujung timur Kota Semarang, berdiri sebuah stasiun kecil yang kini mulai mencuri perhatian: Stasiun Alastua.

Tak sekadar tempat naik-turun penumpang, stasiun yang berada di jalur legendaris lintas utara Jawa ini tengah menjelma menjadi simpul penting dalam peta transportasi dan ekonomi kawasan.

Dibangun di atas lahan seluas lebih dari 90 ribu meter persegi, Stasiun Alastua menyimpan potensi besar.

Menyibak geliat pembangunan dan pertumbuhan kawasan industri Genuk serta akses menuju Demak, Kudus, Pati hingga Jepara, keberadaan stasiun ini menjadi pintu gerbang penting yang menghubungkan arus manusia dan barang dari dan menuju Kota Semarang.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan dengan luas aset yang lumayan dan lokasi yang strategis, Alastua cukup potensial dikembangkan sebagai simpul transportasi modern sekaligus kawasan investasi baru di timur Semarang. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

“Stasiun Alastua memiliki peran strategis bagi pengembangan jaringan transportasi perkotaan dan kawasan industri,” kata Franoto.

Menurutnya, peran Stasiun Alastua semakin menonjol sejak hadirnya KA Banyubiru pada September 2024.

Layanan kereta yang menghubungkan Semarang Tawang-Solo Balapan itu melengkapi keberadaan KA Kedungsepur yang lebih dulu beroperasi di lintasan ini.

“Dalam setahun, lebih dari 10 ribu penumpang naik turun di stasiun ini-sebuah lonjakan yang menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap moda transportasi yang efisien dan nyaman,” jelasnya.

Lebih lanjut Franoto menjelaskan, tak hanya urusan mobilitas, Stasiun Alastua juga menyimpan nilai sejarah yang istimewa.

Lokasinya merupakan bagian dari jalur kereta api pertama di Indonesia, Semarang Tawang-Tanggung, yang diresmikan pada 1867 oleh perusahaan kereta kolonial Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Kini, KAI Daop 4 Semarang tengah mendorong pemanfaatan aset stasiun ini secara produktif dan berkelanjutan.

Strategi optimalisasi aset diharapkan mampu menghadirkan nilai tambah-tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah.

“Kami berharap Stasiun Alastua tidak hanya menjadi tempat naik turun penumpang, tetapi juga kawasan yang hidup dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Semarang bagian timur,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaInvestasi Jateng Capai Rp20,55 Triliun di Triwulan III 2025, Serap 104 Ribu Tenaga Kerja
Artikel selanjutnyaOJK-IAI Perkuat Transparansi Industri Kripto Lewat Panduan Akuntansi Nasional