Semarang, Idola 92,6 FM-OJK bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memerkuat tata kelola dan transparansi di sektor aset kripto nasional, dengan menerbitkan panduan pelaporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia.
Panduan tersebut tercantum dalam Buletin Implementasi Volume 8 tentang Aset Kripto Milik Entitas dan Aset Kripto Pelanggan yang Dititipkan pada Entitas, yang diluncurkan dalam kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Akuntansi Aset Kripto di Jakarta, Senin (20/10).
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi mengatakan langkah ini menjadi upaya strategis, untuk memastikan keseragaman interpretasi dan konsistensi penerapan serta peningkatan kualitas pelaporan keuangan di tengah pesatnya perkembangan aset digital di Indonesia.
Hasan menjelaskan, pentingnya panduan ini untuk membangun industri aset kripto yang transparan dan berintegritas sejak awal.
“Kami ingin menghadirkan kondisi yang aman, transparan, dan berintegritas di ekosistem aset kripto nasional. Panduan akuntansi ini penting agar pencatatan aset kripto bersifat seragam, dapat diperbandingkan, serta sesuai dengan standar regional dan global,” Hasan.
Menurut Hasan, hingga September 2025 industri aset kripto nasional mencatat lebih dari 18 juta pengguna dengan nilai transaksi mencapai Rp360,3 triliun (year to date).
Dengan potensi pertumbuhan yang besar, sinergi antara OJK dan IAI serta pelaku industri dinilai penting untuk memastikan praktik akuntansi yang konsisten dan sesuai standar global.
Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI Ardan Adiperdana memberikan apresiasi atas dukungan OJK, dalam penyusunan panduan ini.
Menurutnya, buletin ini menjadi acuan penting bagi profesi akuntansi dan pelaku usaha aset kripto di Indonesia.
Kehadiran buletin implementasi ini merupakan langkah strategis, dalam memerkuat kredibilitas dan keandalan pelaporan keuangan di sektor aset digital.
“Melalui panduan ini, Indonesia memiliki acuan yang selaras dengan praktik terbaik internasional, sekaligus relevan dengan konteks lokal,” ucap Ardan. (Bud)