Dhoni Widianto, Asisten Administrasi Setda Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Geliat investasi di Jawa Tengah terus menunjukkan tren positif, meski dunia masih diliputi ketidakpastian global.

Asisten Administrasi Setda Jateng Dhoni Widianto mengatakan khusus pada triwulan III terakhir, investasi yang masuk tercatat Rp20,55 triliun. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, kemarin

Dhoni menjelaskan, ada empat sektor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jateng.

Sektor utamanya adalah industri pengolahan seperti alas kaki, makanan dan minuman dengan kontribusi mencapai 33 persen terhadap Produk Domestik Regional (PDRB) Jateng.

Sementara sektor kedua adalah perdagangan dengan kontribusi di semester I – 2025 mencapai lebih dari 13 persen terhadap PDRB Jateng.

Menurut Dhoni, pada sektor ketiga yakni pertanian dengan kontribusi tercatat lebih dari 13 persen terhadap PDRB provinsi ini.

Capaian itu selaras dengan arah pembangunan Jateng 2026, yang dicanangkan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wagub Taj Yasin, yakni meneguhkan posisi sebagai lumbung pangan nasional.

“Pada sektor keempat di bidang konstruksi, seperti jalan tol, jalan provinsi dan irigasi. Kontribusinya lebih dari 11 persen terhadap PDRB. Untuk menjaga dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, diperlukan dukungan data. Kami sepakat, segala sesuatu data itu menjadi akurat, apabila berbasis data. Bila tidak, maka berpengaruh pada pengambilan keputusan oleh pemerintah,” kata Dhoni.

Lebih lanjut Dhoni menjelaskan, Jateng masih tetap menjadi magnet investasi dan ekspor dunia meskipun di tengah ketidakpastian global.

Meski dunia menghadapi pandemi, perang dan dinamika geopolitik, namun Jateng justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih menambahkan, data dari hasil sensus ekonomi yang dilakukan sepuluh tahun sekali, menjadi acuan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan program ke depannya.

“Misalnya terkait jumlah UMKM, karakteristiknya seperti apa, usaha mikro kecil, menengah, besar. Semua akan terdata,” ucap Endang. (Bud)

Artikel sebelumnyaRealisasi Penyaluran KUR di Jateng Capai Rp361,36 Triliun
Artikel selanjutnyaBulog Pastikan Penyaluran Beras SPHP Aman