Tiga narasumber memaparkan kajian terkait swasembada energi di era kepemimpinan Prabowo-Gibran dalam diskusi publik di Hotel @hom Semarang, Senin (27/10).

Semarang, Idola 92,6 FM- Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka dinilai memiliki visi besar, dalam mewujudkan swasembada energi dan kemandirian ekonomi nasional.

Setahun berjalan, arah kebijakan di sektor energi dan ekonomi menunjukkan dinamika menarik: di satu sisi terdapat optimisme atas semangat kemandirian, di sisi lain masih muncul tantangan dalam integrasi kebijakan dan transformasi energi.

Pakar Kebijakan Publik Universitas Diponegoro (Undip) Yuwanto menilai, visi swasembada energi yang digaungkan Prabowo menjadi salah satu pilar utama dalam membangun kemandirian bangsa. Hal itu dikatakan dalam diskusi publik yang digelar di Hotel @hom Semarang, Senin (27/10).

Menurutnya, kebijakan energi saat ini masih perlu diintegrasikan secara lebih menyeluruh.

“Satu tahun ini masih banyak narasi besar yang diusung pemerintah, tetapi arah kebijakannya belum sepenuhnya terintegrasi. Paradigma fosil-sentris masih kuat, sementara transisi ke energi baru terbarukan belum menunjukkan langkah konkret,” kata Yuwanto.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Heri Prabowo menilai dari sisi ekonomi, pemerintahan Prabowo-Gibran telah menanamkan fondasi kuat menuju kemandirian nasional.

“Dalam satu tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan tren positif. Pada kuartal kedua 2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen, didorong oleh sektor energi, pertanian, dan industri pengolahan,” ujar Heri.

Heri menambahkan, semangat nasionalisme ekonomi yang diusung Prabowo tercermin dari dorongan terhadap sektor-sektor produktif berbasis sumber daya dalam negeri.

“Konsep kemandirian ekonomi ini bukan sekadar jargon, tapi arah nyata untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri,” jelasnya.

Senada, Dosen Magister Energi Undip Jaka Windarta menyatakan bahwa visi swasembada energi pemerintahan Prabowo jauh lebih tegas dibanding era sebelumnya.

“Kalau zaman Jokowi fokus pada pengembangan EBT, Prabowo menempatkan swasembada energi sebagai visi besar nasional. Ini menunjukkan keberanian dalam membangun kemandirian energi, termasuk membuka peluang pada energi nuklir sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” ucap Jaka.

Dengan pijakan tersebut, para akademisi sepakat bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran berada pada momentum penting menuju swasembada energi berbasis kemandirian nasional. (Bud)

Artikel sebelumnyaAkademisi: Edukasi Literasi Digital Mesti Terus Dilakukan Tanpa Bosan sebagai Upaya Menangkal Hoaks
Artikel selanjutnyaImmoderma Wellness Day Sukses Gaet 1.000 Peserta Fun Run 5K di 4 Kota Indonesia