Petugas BMKG menunjukkan daerah di Jateng yang diprediksi masih ada potensi hujan lebat.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pesawat rekayasa cuaca yang terbang di atas langit Jawa Tengah, mampu mengurangi curah hujan hingga 70 persen.

Meski demikian, masyarakat Jateng diimbau untuk waspada karena puncak hujan diprediksi terjadi pada November-Desember 2025 ini.

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto mengatakan apabila dilakukan kalkulasi, rekayasa cuaca menggunakan pesawat terbang, mampu mengurangi hujan hingga 70 persen. Hal itu dikatakan di sela kegiatan monitoring curah hujan di Semarang, kemarin.

Menurutnya, rekayasa cuaca itu dilakukan karena curah hujan dalam beberapa pekan terakhir melebihi normal.

Jika tidak ada intervensi, maka upaya penanganan banjir di wilayah Semarang, Demak dan sekitarnya semakin berat.

Agus menjelaskan, rekayasa cuaca sebenarnya tidak perlu dilakukan jika semua infrastruktur penanggulangan banjir berjalan baik.

Curah hujan yang tinggi bisa mengalir lancar dan tertampung di drainase, kemudian pompanisasi yang mengalirkan air ke laut juga lancar.

“Awan yang berpotensi membawa hujan ke daratan, maka diantisipasi. Usahakan tidak masuk ke daratan. Hujan diarahkan ke perairan atau laut,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, keberhasilan rekayasa cuaca ini tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya faktor penanganan bencana banjir.

Supervisi Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jateng BMKG, Fikri Nur Muhammad mengimbau, agar warga tetap waspada.

Warga diminta mengantisipasi, jika terjadi curah hujan tinggi.

“Ini peralihan musim kemarau ke musim penghujan jadi harus waspada. Dan puncak hujan di November Desember, akan terjadi hujan yang signifikan,” ucap Fikri. (Bud)

Artikel sebelumnyaUpaya Penanganan Banjir Terus Berlanjut
Artikel selanjutnyaBNPB : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Hingga Awal 2026