Gubernur Ahmad Luthfi melakukan penanaman bibit mangga di Festival Mangga Pemalang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Rindangnya pohon mangga yang tengah berbuah lebat, aroma khas buah ranum menyeruak di udara Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.

Setiap tahun, saat musim panen tiba, desa ini menjelma menjadi lautan warna hijau kekuningan — tanda melimpahnya rezeki bagi para petani mangga.

Namun, di balik keindahan itu, tersimpan persoalan klasik: harga mangga yang anjlok ketika panen raya datang bersamaan.

Dari situlah ide menggelar Festival Mangga Penggarit lahir — sebuah cara kreatif warga untuk mengubah panen melimpah menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan.

Kepala Desa Penggarit Imam Wibowo mengatakan, festival ini kini memasuki tahun ketiga penyelenggaraan. Hal itu dikatakan saat ditemui di desanya, kemarin.

“Awalnya kami prihatin, karena harga mangga jatuh saat panen. Dengan festival ini, transaksi bisa meningkat dan petani lebih sejahtera,” kata Imam.

Imam menjelaskan, dampaknya terasa nyata.

Pada Festival Mangga pada 2022 kemarin, transaksi penjualan buah mencapai Rp1,5 miliar hanya dalam dua hari.

Angka yang menunjukkan betapa besar potensi buah tropis yang menjadi kebanggaan warga ini.

Imam berharap, pada festival tahun ini, capaian itu bisa melesat lebih tinggi.

Menurut Imam, potensi Mangga Istana, varietas unggulan khas Penggarit memang luar biasa.

Dari desa ini saja terdapat sekira 11 ribu pohon mangga produktif, sementara di seluruh Kabupaten Pemalang jumlahnya mencapai 116 ribu pohon.

Setiap pohon, mampu menghasilkan sekira dua kuintal buah segar setiap musimnya.

“Cara panen Mangga Istana dilakukan saat tingkat kematangan sudah di atas 80 persen agar rasa manisnya maksimal. Namun ada juga permintaan khusus dari pasar luar Jawa bahkan Eropa, yang menginginkan panen di bawah 80 persen untuk menjaga daya tahan buah,” jelasnya.

Lebih lanjut Imam menjelaskan, warga juga mulai mengembangkan produk turunan dari mangga seperti dodol, sirup dan keripik mangga agar nilai jualnya semakin beragam.

Dari sekadar panen buah menjadi festival yang meriah, Desa Penggarit kini membuktikan bahwa kesejahteraan bisa tumbuh dari kreativitas, kerja sama dan kecintaan terhadap buah mangga kebanggaan mereka. (Bud)

Artikel sebelumnyaPasokan Elpiji di Wilayah Banjir Kembali Normal
Artikel selanjutnyaIndonesia Dikepung Aktivitas Pertambangan Ilegal: Bagaimana Langkah Pemerintah Memberantasnya?