Global Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed mengemukakan, Indonesia berpeluang besar merebut kembali sorotan ekonomi dunia dengan strategi reformasi yang tepat. Saeed merupakan ekonom berpengalaman lebih dari 25 tahun di pasar keuangan global, makroekonomi, dan real estate. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Idola 92.6 FM-Ekonom global memberikan apresiasi terhadap kemampuan Indonesia menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi harga konsumen utama sebesar 2,86% secara tahunan (YoY) dan 2,10% secara tahun kalender (YtD). Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil mengendalikan harga sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Chief Economist Juwai IQI Global, Shan Saeed, menilai capaian tersebut sebagai bukti disiplin kebijakan ekonomi nasional. “Moderasi ini yang berada dalam kisaran 2%–3% mencerminkan ketepatan kebijakan moneter Bank Indonesia dan efektivitas pengelolaan fiskal yang terukur,” ujarnya kepada media Senin (3/11). Ia menambahkan, stabilitas nilai tukar rupiah sepanjang tahun memperkuat kepercayaan publik terhadap ortodoksi moneter Indonesia dan menegaskan ketahanan eksternal ekonomi nasional.

Menurut Saeed, kombinasi inflasi yang rendah dan pertumbuhan yang kuat merupakan “cawan suci” dalam manajemen makroekonomi modern. “Koeksistensi antara inflasi rendah dan pertumbuhan yang kuat menjadi cawan suci dalam manajemen makroekonomi, melindungi daya beli masyarakat sekaligus mendorong pembentukan modal produktif,” ungkapnya. Kondisi ini, menurut dia, menjadikan Indonesia salah satu ekonomi berkembang paling tangguh di Asia.

Konsistensi kebijakan antara pemerintah dan otoritas moneter, lanjut Saeed, telah menghasilkan sinergi yang memperkuat fondasi ekonomi nasional. “Sinergi kebijakan ini memperkuat fondasi ekonomi nasional, menghasilkan kepercayaan pasar dan stabilitas sosial yang terjaga,” kata Saeed.

Optimisme terhadap ekonomi Indonesia juga tercermin dari kinerja pasar modal dan arus investasi asing langsung (FDI) yang tetap positif. IHSG tercatat naik sekitar 7,5% secara tahunan hingga mencapai kisaran 8.272 poin, sementara FDI tahun 2024 menembus US$24,1 miliar. “Narasi pasar saham tetap konstruktif, sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Saeed. Ia menilai momentum tersebut memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas, “didukung oleh arsitektur kebijakan reformis dan kedalaman institusional.”

Dengan inflasi yang diperkirakan menurun menuju ambang 2% dan pertumbuhan PDB di sekitar 5,8%, Indonesia kini berdiri sebagai teladan ketahanan makro di kawasan ASEAN. Dalam pandangan Saeed, “Indonesia adalah tangan yang stabil di tengah turbulensi global, sekaligus simbol kemakmuran yang disiplin.”

Pernyataan ini menegaskan keyakinan bahwa ekonomi Indonesia terus bergerak maju dengan fondasi kuat, kredibilitas tinggi, serta kebijakan yang berpihak pada keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan. (her/dav)

Artikel sebelumnyaEkonom Global: Indonesia Teladan Ketahanan Makro di Tengah Turbulensi Dunia
Artikel selanjutnyaEkonom Global Kagumi Konsistensi Kebijakan Indonesia: Stabilitas dan Pertumbuhan Bisa Koeksis
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.