
Jakarta, Idola 92.6 FM-Pada Selasa (5/11), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia triwulan III-2025 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 5,04 persen; sesuai dengan perkiraan para ekonom. Industri pengolahan menjadi motor ekonomi Indonesia triwulan III, yang tumbuh sebesar 5,54 persen, yang tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan demikian, peranan sektor industri pengolahan naik menjadi 19,15 persen yang sebelumnya 19,02 persen pada Triwulan III-2024. Di antara lima lapangan usaha dengan share terbesar (yaitu: Industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan), industri pengolahan mampu melesat tumbuh paling tinggi diantara lima lapangan usaha tersebut. Perdagangan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi kedua, yakni sebesar 0,72 persen.
Sedangkan, lapangan usaha informasi dan komunikasi menjadi sumber pertumbuhan tertinggi ketiga, yakni sebesar 0,63 persen.
Apabila ditelisik lebih lanjut, industri yang menopang pertumbuhan adalah Industri Makanan dan Minuman yang tumbuh 6,49 persen dan industri logam dasar yang tumbuh 18,62%. ”Industri Logam Dasar tumbuh 18,62 persen sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud dalam paparannya, dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.
Sementara, Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional dalam tumbuh 11,65 persen, didorong oleh peningkatan produksi bahan dan barang kimia untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri. Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional sedang menunjukkan momentum pertumbuhan tinggi, karena di triwulan sebelumnya, yaitu triwulan II – 2025, tumbuh 9,39% (yoy).
Sementara itu, secara kumulatif, ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan III-2025 (c-to-c) tumbuh sebesar 5,01 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian yang terkontraksi sebesar 0,43 persen.
Lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah Jasa Lainnya sebesar 10,37 persen; diikuti oleh Jasa Perusahaan sebesar 9,51 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan terhadap perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,26 persen. Ini merupakan momentum Indonesia untuk terus tumbuh tinggi di kuartal-kuartal berikutnya. (her/dav)






