Semarang, Idola 92,6 FM-PGN mengambil langkah konkret, dengan membangun titik injeksi (injection point) biomethane di Pagardewa, Sumatera Selatan.
Proyek ini menjadi bagian dari inisiatif besar PGN dalam mengembangkan energi terbarukan berbasis limbah, sekaligus memerkuat peran Indonesia dalam dekarbonisasi.
Injection point Pagardewa berfungsi sebagai tempat “penyuntikan” biomethane ke jaringan gas bumi.
Direktur Utama PGN Arief Kurnia Risdianto mengatakan setelah diinjeksikan, gas hijau ini dapat digunakan layaknya gas alam untuk berbagai sektor — mulai dari rumah tangga dan industri hingga transportasi. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Menurut Arief, energi yang dihasilkan dari limbah sawit bisa mengalir ke masyarakat melalui jaringan gas yang telah beroperasi.
“Proyek biomethane akan memperluas portofolio PGN di sektor energi terbarukan, sekaligus memperkuat peran PGN dalam mendukung transisi energi dan target ESG perusahaan,” kata Arief.
Arief menjelaskan, PGN memanfaatkan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) untuk menghasilkan biogas.
Setelah melalui proses pemurnian, biogas diolah menjadi biomethane dan dikompresi menjadi renewable natural gas.
Gas tersebut kemudian diinjeksikan ke jaringan gas bumi melalui sistem tekanan khusus di Pagardewa, yang memiliki kapasitas hingga 1,2 BBTUD.
“Selain berkontribusi terhadap diversifikasi energi, proyek ini juga menjadi solusi inovatif pengelolaan limbah organik yang selama ini berpotensi mencemari lingkungan,” jelasnya.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, PGN memerkirakan proyek biomethane Pagardewa mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 234 ribu ton CO₂e per tahun, hasil dari konversi bahan bakar dan penangkapan gas metana dari limbah sawit.
Melalui proyek ini, PGN berharap biomethane dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan bauran energi bersih nasional sekaligus memerkuat komitmen Indonesia terhadap target net zero emission di masa depan.
“Kami ingin menghadirkan energi yang ramah lingkungan, terjangkau, dan berkelanjutan untuk masyarakat,” pungkasnya. (Bud)













